jpnn.com, JAWA TIMUR - Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) memberikan kepercayaan kepada DBL Indonesia untuk menggelar kejuaraan atletik tingkat pelajar yang dimulai di kawasan Jawa Timur.
Kepastian penyelenggaraan kejuaraan tersebut tertuang dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh CEO DBL Indonesia Azrul Ananda dan Ketua PASI Jatim, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes pada Sabtu (19/3) siang.
BACA JUGA: All England 2022: Bagas/Fikri Ukir Sejarah Baru ke Final, The Minions Jadi Tumbalnya
Pada acara penandatanganan itu, hadir Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PASI, Luhut Binsar Panjaitan.
Luhut sendiri mengaku senang mendengar kabar PASI berkolaborasi dengan DBL Indonesia. Hal itu diharapkan bisa membuat olahraga atletik lebih banyak digemari pelajar.
BACA JUGA: MotoGP 2022 Mandalika: Motor Alex Rins Terbakar, Marc Marquez Masih Sering Tergelincir
“Kolaborasi ini bagus apalagi DBL punya pengalaman memasifkan olahraga basket, terutama di usia dini,” ujar Luhut dalam rilis tertulis.
Ketua Pengprov PASI Jatim, Nurhasan menyebut kolaborasi dengan DBL Indonesia diharapkan mampu melahirkan formulasi terbaik untuk memasifkan olahraga atletik.
BACA JUGA: Fabio Quartararo Pecahkan Rekor Pribadi Saat Start Pertama di MotoGP 2022 Sirkuit Mandalika
“DBL Indonesia punya pengalaman seperti itu di basket. Harapan kami, pengalaman DBL itu bisa dilakukan di atletik sehingga kami tidak lagi kekurangan atlet-atlet potensial ke depannya,” ujar pria yang juga Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.
Azrul Ananda menambahkan, olahraga atletik bukan hal baru buatnya. Selama ini rupanya banyak yang tidak tahu bahwa ketika memulai mengembangkan kompetisi DBL, sebenarnya dirinya bukan anak basket.
“Saya ini dulu pas SMA justru anak atletik. Pas SMA, olahraga saya track and field. Saya pelari 2 mile (3,2 km) dan lompat tinggi. Cuma tidak tahu kenapa kok bisa bikin basket duluan,” ujarnya.
Dengan kesempatan yang diberikan PB PASI, Azrul sangat antusias karena atletik merupakan ibu dari segala cabang olahraga.
Untuk itu tidak masuk akal melihat Indonesia sebagai salah satu negara terpadat penduduknya tak bisa berprestasi di cabang atletik.
“Semoga pengalaman kami memasarkan olahraga basket lewat DBL bisa juga dilakukan di atletik. Sekarang tinggal memikirkan bagaimana piramida dasarnya dibuat lebih solid,” imbuh Azrul.
Selepas menggelar kejuaraan atletik di kawasan Jawa Timur dan sekitarnya, beberapa turnamen lanjutan juga akan digulirkan pada tempat lain di seluruh Indonesia.(dbl/mcr16/jpnn)
Redaktur : Dhiya Muhammad El-Labib
Reporter : Muhammad Naufal