JAKARTA – Kebijakan Kementerian Agama (Kemenag) memprioritaskan jamaah haji lanjut usia (lansia) pada musim haji 2013 pasti berpengaruh pada pola pelayanan kesehatan jamaah. Karena jamaah lansia memiliki karakter kondisi kesehatan yang lebih komplek.
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Anggito Abimanyu mengatakan, kebijakan memprioritaskan jamaah haji lansia itu sudah bulat sikapnya. Pemerintah bakal memberikan ruang lebih besar bagi jamaah berusia 83 tahun lebih yang sudah terdaftar.
”Pastinya segala persiapan untuk mendukung pelayanan haji lansia menjadi prioritas pula. Mulai dari pelayanan kesehatan, transportasi, pemondokan dan lainnya,” ujarnya di kantornya, Jakarta, Rabu (6/2).
Menurutnya, pelayanan kesehatan bagi jamaah pun nanti perlu ada penyesuaian. Dengan lebih mempersiapkan model pelayanan kesehatan bagi haji lansia. Tidak lagi disamakan seperti haji lainnya yang lebih muda usianya. Alasannya, memang persoalan kesehatan jamaah lansia itu bakal lebih komplek. Ditambah lagi kondisi cuaca di tanah suci yang cenderung ekstrem bagi jamaah. Hingga butuh model pelayanan kesehatan yang lebih baik.
”Kemenag sudah melakukan dialog dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Ini berkaitan model kesehatan yang perlu disusun untuk mendukung kebijakan tersebut,” papar pejabat yang hobi bermain fluet itu.
Dia memastikan model kesehatan yang bisa dibutuhkan bagi jamaah lansia lebih diketahui Kemenkes mulai dari profesi dokter spesialis yang perlu dilibatkan sampai pada fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
Kemenag, kata dia, memberikan informasi terhadap karakter jamaah yang bakal diberangkatan, termasuk jumlah, asal daerah, dan rentang usia yang berangkat. Itu sebagai bahan analisa terhadap penyusunan model kesehatan. ”Pastinya dokter yang dikirim itu harus memahami penyakit lansia. Kemenag bakal mendukung upaya yang dilakukan Kemenkes,” imbuhnya.
Selain meminta dukungan model pelayanan kesehatan, Anggito pun berharap Kemenkes dapat mengirimkan petugas kesehatannya lebih banyak. Karena memang beban persoalan kesehatan menjadi sangat serius bagi jamaah. Jumlah dokter yang dilibatkan perlu terus ditambah. Bukan hanya dari kuantitas dan kualitasnya saja, tapi juga perlu dari keragaman spesialis kedokteran. Ini agar berbagai penyakit yang kerap dialami jamaah bisa tertangani baik.
Lantas total jamaah haji lansia yang bisa diberangkatkan? Anggito belum dapat memastikan. Karena secara total jamaah lansia masih perlu dihitung lebih dulu. Hanya saja jamaah haji lansia yang sudah mendaftar tercatat sekitar 2.500-3.000 jamaah. ”Jamaah haji lansia itu harus ada pendamping. Dan yang pasti sudah melunasi biaya hajinya,” ucap dia. (rko)
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Anggito Abimanyu mengatakan, kebijakan memprioritaskan jamaah haji lansia itu sudah bulat sikapnya. Pemerintah bakal memberikan ruang lebih besar bagi jamaah berusia 83 tahun lebih yang sudah terdaftar.
”Pastinya segala persiapan untuk mendukung pelayanan haji lansia menjadi prioritas pula. Mulai dari pelayanan kesehatan, transportasi, pemondokan dan lainnya,” ujarnya di kantornya, Jakarta, Rabu (6/2).
Menurutnya, pelayanan kesehatan bagi jamaah pun nanti perlu ada penyesuaian. Dengan lebih mempersiapkan model pelayanan kesehatan bagi haji lansia. Tidak lagi disamakan seperti haji lainnya yang lebih muda usianya. Alasannya, memang persoalan kesehatan jamaah lansia itu bakal lebih komplek. Ditambah lagi kondisi cuaca di tanah suci yang cenderung ekstrem bagi jamaah. Hingga butuh model pelayanan kesehatan yang lebih baik.
”Kemenag sudah melakukan dialog dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Ini berkaitan model kesehatan yang perlu disusun untuk mendukung kebijakan tersebut,” papar pejabat yang hobi bermain fluet itu.
Dia memastikan model kesehatan yang bisa dibutuhkan bagi jamaah lansia lebih diketahui Kemenkes mulai dari profesi dokter spesialis yang perlu dilibatkan sampai pada fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
Kemenag, kata dia, memberikan informasi terhadap karakter jamaah yang bakal diberangkatan, termasuk jumlah, asal daerah, dan rentang usia yang berangkat. Itu sebagai bahan analisa terhadap penyusunan model kesehatan. ”Pastinya dokter yang dikirim itu harus memahami penyakit lansia. Kemenag bakal mendukung upaya yang dilakukan Kemenkes,” imbuhnya.
Selain meminta dukungan model pelayanan kesehatan, Anggito pun berharap Kemenkes dapat mengirimkan petugas kesehatannya lebih banyak. Karena memang beban persoalan kesehatan menjadi sangat serius bagi jamaah. Jumlah dokter yang dilibatkan perlu terus ditambah. Bukan hanya dari kuantitas dan kualitasnya saja, tapi juga perlu dari keragaman spesialis kedokteran. Ini agar berbagai penyakit yang kerap dialami jamaah bisa tertangani baik.
Lantas total jamaah haji lansia yang bisa diberangkatkan? Anggito belum dapat memastikan. Karena secara total jamaah lansia masih perlu dihitung lebih dulu. Hanya saja jamaah haji lansia yang sudah mendaftar tercatat sekitar 2.500-3.000 jamaah. ”Jamaah haji lansia itu harus ada pendamping. Dan yang pasti sudah melunasi biaya hajinya,” ucap dia. (rko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebanjiran, Tahanan KPK Tetap Bertahan
Redaktur : Tim Redaksi