JAKARTA - Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan bahwa kementerian yang dipimpinnya siap untuk bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menuntaskan kasus dugaan korupsi proyek Al Quran. Menurut Suryadharma, langkah tersebut sebagai wujud komitmen untuk bersih-bersih di lingkungan Kemenag.
"Itu pasti kita akan bekerja sama untuk bersih-bersih," tegas Surydharma Ali, kepada wartawan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/7).
Seperti diketahui, KPK sudah menetapkan anggota DPR Fraksi Partai Golkar, Zulkarnaen Djabar terkait kasus dugaan suap anggaran proyek pengadaan Al Quran Kemenag. Tersangka lainnya adalah Dendi Prasetia yang tak lain putra Zulkarnaen.
Selain itu, KPK juga dikabarkan akan membidik kalangan internal di kementerian yang dipimpin Suryadharma Ali itu. Kemenag sendiri sejauh ini tengah melakukan investigasi internal terkait kasus dugaan korupsi tersebut.
Menurut Suryadharma, investigasi itu membutuhkan waktu yang cukup panjang. Selain itu, kata politisi yang dikenal dengan inisial SDA itu, pihaknya saat ini tengah memertimbangkan tentang perlu ataupun tidaknya hasil investigasi internal Kemenag dibeber ke publik.
"Hasil investigasi itu masih butuh lima hari kerja lagi. Kami juga sedang mempertimbangkan kalau hasil investigasi itu ada, mau diapakan? Apakah dilaporkan ke publik atau menjadi referensi internal Kemenag. Itu juga sedang dipertimbangkan," kata Suryadharma.
Menteri yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menyodorkan alasan sehingga Kemenag belum sepenuhnya bisa mengumumkan hasil investigasi itu ke publik seperti halnya aparat penegak hukum lainya. "Kalau ini kami sampaikan ke publik karena kewenangan Kemenag untuk melakukan investigasi sangat terbatas dan berbeda dengan KPK, kepolisian dan kejaksaan," jelas dia.
Ditambahkannya, Kementrian yang ia pimpin tidak ingin melakukan kebohongan publik. Terlebih lagi, katanya, kasusnya cukup sensitif.
"Seandainya Kemenag menyatakan dua orang terlibat ternyata cuma satu, kan itu salah. Menteri Agama mengatakan dua orang terlibat tapi ternyata lima orang, lalu politiknya dianggap lain lagi.Nanti akan menjadi kebohongan publik dan segala macamnya," katanya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awal Puasa Diprediksi tak Kompak Lagi
Redaktur : Tim Redaksi