”Sosialisasi yang terus kami lakukan diharapkan bisa meningkatkan pendidikan moral, sekaligus menekan angka kehamilan di luar nikah. Karena pola pemikiran seks bebas hal wajar itu pola pikir yang salah, jadi remaja akan tau bahaya seks bebas bagi masa depannya," kata Tinanya.
Sosialisasi itu, lanjut Tina, akan langsung ditujukan kepada sasaran yang akan di bidik yakni para remaja serta bidan dan dokter. "Kami telah bekerja sama dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan, dan DPR.
Kedepan kerja Gema Ormas MKGR juga akan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Kesehatan untuk lebih mengoptimal kinerja yang dilakukan," ungkapnya.
Dalam waktu dekat, kegiatan tersebut akan dilakukan di lingkungan sekolah-sekolah setaraf (SMA), bahkan perguruan tinggi. ”Melalui pendekatan dan pendidikan seperti ini, kami harapkan mereka bisa menerima masukan dan ilmu yang kami berikan, mengenai dari bahaya seks dan aborsi," harapnya.
Senada dengan Tina, Ketua Umum Gerakan Perempuan DPP Ormas MKGR Malinda Irwanti mengatakan, bukan hanya bahayanya saja yang disosialisasikan, namun juga pentingnya mempersiapkan pernikahan pada usia dini. Ini mengingat, apapun hasilnya dari hubungan seks bebas para remaja tetap harus dipertanggung jawabkan oleh mereka, seperti resiko kehamilan di luar nikah.
”Himbauan kami, tidak boleh aborsi, kalau mereka melakukan hubungan seks dan ternyata perempuannya hamil, maka keduanya harus bertanggung jawab pada diri sendiri dan keluarga. Di sinilah pentingnya memberikan arahan atau pendidikan mengenai pentingnya mempersiapkan pernikahan dini," kata Malinda. (nel)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Lebih Suka Gunakan Kondom
Redaktur : Tim Redaksi