Bentuk kerjasama yang akan digagas, pemusnahan limbah B3 nonekonomis dari berbagai perusahaan ke tempat pemusnahan limbah milik PT SP.
"Kami akui masih ada perusahaan di kota ini yang belum mengelola limbahnya dengan baik. Selain pengawasan dan pembinaan, Bapedalda Padang mencoba membantu memfasilitasi cara pemusnahan limbah yang tidak bisa diolah lagi atau tidak bernilai ekonomis," kata Kepala Bapedalda Padang, Edi Hasymi, kepada wartawan, di Hotel Aliga, kemarin (18/10).
Selama ini Edi mendapatkan laporan perusahaan kesulitan mengolah limbah karena harus membawanya ke luar daerah. Seperti limbah nonekonomis di tangki timbun Teluk Bayur, pengelolanya harus membawa limbah itu ke pulau jawa untuk diolah. Kalau dibuang ke laut pastinya melanggar aturan lingkungan hidup.
"Itulah sebabnya, Bapedalda mengandeng PT SP untuk membuka alat pemusnahan limbahnya untuk umum. Artinya, perusahaan ini bisa memusanahkan limbahnya ke perusahaan semen tersebut," ulasnya.
Bahkan, untuk lebih memperkuat kerjasama ini Edi berencana akan mengajukan pembuatan Perda tentang Pemusnahan Limbah ini. "Perda itu untuk jangka panjang, saat ini kita mulai dengan MoU dan diharapkan dalam waktu dekat perusahaan yang tergabung dalam masing-masing asosiasi bisa menyetujuinya," imbuhnya.
Limbah B3 nonekonomis yang saat ini belum terkelola dengan baik antara lain, lampu TL bekas, aki bekas, majun terkontaminasi, grease (gomok), cairan sisa pencuci rontgen, residu incinerator, dan lainnya.
Kabiro K3LH PT SP, Ahmad Firdaus menjelaskan untuk kapasitas mesin pemusnah limbah dimiliki PT SP mencapai 18 ribu ton setiap harinya. Diperkirakan, jika ditambah dengan pengolahan limbah B3 nonekonomis dari perusahaan di Kota Padang diyakini masih bisa menampung dan mengolahnya.
"Sebelumnya limbah di perusahaan yang akan dimusanahkan ini adalah limbah yang benar-benar tidak bisa diolah lagi. Sehingga, limbah itu menjadi terurai dan tidak membahayakan kesehatan masyarakat maupun lingkungan," katanya.
PT SP sendiri memiliki sejumlah mesin itu, jadi limbah itu akan dibakar dengan suhu mencapai 1.450 derajat celsius. Jadi limbah itu terurai dan tidak membahayakan manusia. (ek)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cari Aman, Warga Mengungsi
Redaktur : Tim Redaksi