jpnn.com - GOOGLE menggandeng Stanford untuk menciptakan peta virus Corona interaktif dalam Proyek Case Mapper.
Peta ini diklaim bisa mengetahui jumlah kasus virus corona terhadap populasi tertentu.
BACA JUGA: Google Larang Semua Karyawan Gunakan Aplikasi Zoom, Begini Alasannya
Data statistik virus corona yang diperbarui setiap jam, terkadang sulit untuk menginterpretasikan beberapa titik data secara akurat.
Salah satu strategi untuk memberi informasi lebih baik kepada publik ialah keberadaan alat pemetaan mendalam.
BACA JUGA: Apple dan Google Bersatu Memerangi Wabah Corona, Apa Hasilnya?
Dari laporan New York Post, Jumat (17/4), menyebutkan alat pemetaan mendalam tersebut bisa membantu menvisualisasikan tingkat keparahan pandemi virus corona di seluruh negara bagian dan kota di Amerika Serikat. Lantas apakah ada alat seperti itu?
Proyek Case Mapper hasil kerja sama dengan Google dan program Big Local News Stanford-memungkinkan jurnalis untuk secara mudah memasukkan peta virus corona terbaru ke dalam artikel mereka. Peta itu sangat unik dan intruktif dalam memetakan kasusk Covid-19
BACA JUGA: Tak Kuat Bersaing, Huawei Angkat Bendera Putih ke Google
Proyek Case Mapper menujukkan kasus Corona terhadap populasi tertentu. Dengan demikian, pengguna akan dimudahkan untuk menilai tingkat keparahan wabah virus tersebut di area tertentu. Proyek Case Mapper membuatnya data lebih mudah dicerna.
Jika mengunjungi situs Big Local News dan mengetikkan kota atau kode pos, Anda dapat melihat jenis informasi yang disediakan perangkat lunak.
Misalnya, ketikkan kode pos 90210 yang terkenal di California, hasil pencarian dengan segera muncul.
Pengodean warna memudahkan untuk melihat bagian negara mana yang mengalami wabah virus corona paling parah.
Dengan begitu, pengguna bisa melakukan antisipasi dengan cara menghindari kawasan tersebut ketika terpaksa harus bepergian keluar rumah. (mg9/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian