jpnn.com - CANBERRA - Negara di Samudra Pasifik ini bisa dibilang kecil. Namanya Solomon Islands atau Kepulauan Solomon.
Namun, negeri dengan populasi sekitar 700 ribu itu berani menentang Amerika Serikat (AS).
BACA JUGA: Tiongkok Kecam Kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan
Negara kepulauan itu melarang armada Angkatan Laut AS menyinggahi pelabuhan di wilayahnya.
Hal itu terungkap ketika kapal Pasukan Penjaga Pantai AS The Oliver Henry dilarang singgah di Honiara, ibu kota Kepulauan Solomon, pada pekan lalu.
BACA JUGA: Kegigihan Pulau Kecil di Solomon Menolak Investasi Tiongkok
Pemerintahan di negeri yang mayoritas warganya beretnis Melanesia itu tak merespons permintaan Kapal Oliver Henry untuk bersandar guna mengisi persediaan dan bahan bakar.
“Pada 29 Agustus, AS menerima pemberitahuan resmi dari Pemerintah Kepulauan Solomon mengenai moratorium pada seluruh kunjungan angkatan laut, menunggu pembaruan prosedur protokol,” ujar siaran pers Kedutaan Besar AS di Canberra, Selasa (30/8).
BACA JUGA: Australia Minta Kepulauan Solomon Tidak Tanda Tangani Perjanjian Militer dengan Tiongkok
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS juga mengomentari larangan bagi Kapal Oliver Henry itu. “Kurangnya izin diplomatik bagi Oliver Henry sangat disesalkan,” ujar juri bicara Kemenlu Paman Sam itu.
Juru Bicara Penasihat Keamanan NAsional Gedung Putih John Kirby langsung menuding Tiongkok sebagai biang gejolak di kawasan Indo-Pasifik.
“Kami melihat Tiongkok menggertak dan memaksa negara-negara di seluruh Indo-Pasifik melakukan tawarannya untuk melayani apa yang disebut sebagai kepentingan nasional yang egois ketimbang kepentingan lebih luas dari Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” ujarnya. (REUTERS/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi