Gandeng TNI AL, Mulung Parahita Gelar Aksi Nyata Terhadap Darurat Iklim

Selasa, 07 Juni 2022 – 22:22 WIB
Mengumpulkan sampah plastik (Ilustrasi). Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Mulung Parahita berkolaborasi dengan TNI Angkatan Laut Republik Indonesia berinovasi menciptakan Ekosistem Penanganan Lingkungan, yang menggerakkan desa-desa pesisir untuk bersama-sama menjalankan pengelolaan sampah berbasis sumber secara digital dan mewujudkan ekonomi sirkular.

Salah satu agenda terdekatnya adalah menggelar Kick-Off meeting untuk kampanye lingkungan Solo Triathlon sejauh 1.293 km dari Bali menuju Jakarta selama 30 hari dalam Kampanye ke-2 yang bertajuk The Rising Tide.

BACA JUGA: Disebut Kiwil Versi Cewek Lantaran Kerap Kawin Cerai, Kalina Ocktaranny Merespons Begini

"Kami mengundang semua pihak, mulai dari pemerintah, ilmuwan, peneliti, akademisi, industri, LSM, komunitas serta masyarakat agar mendukung serta berpartisipasi dalam kampanye lingkungan The Rising Tide, di mana kampanye ini merupakan deklarasi untuk memulai aksi nyata terhadap darurat iklim di bumi pertiwi," ujar Founder dan Ketua Parahita Mulung, Yansyah.

Menurutnya polusi sampah merupakan salah satu penyebab kehancuran ekologis, namun sampah bukanlah musuh manusia, tanpa disadari sampah telah menjadi bagian dari peradaban.

BACA JUGA: Selalu Merasa Kurang dan Tidak Pernah Puas? Begini Cara Mengatasinya

Terlebih, sampah plastik bekas kemasan memiliki nilai ekonomi yang cukup besar.

Bahkan potensi perputaran nilai ekonomi dari pengolahan plastik bekas kemasan berbahan polyethylene terephthalate (PET) mencapai Rp 100 miliar per tahun.

BACA JUGA: PIP Makassar Raih 4 Penghargaan Dalam English Competition Space

Yansyah mengambil contoh di Pulau Bali, di mana setiap tahunnya pulau Dewata menghasilkan sampah plastik mencapai 300 ribu ton, dengan asumsi harga perkilo Rp 1.500 sampai Rp 3.000.

"Jika total sampah tadi diproses dengan baik didaur ulang potensi ekonomi sampah daur ulang di Bali mencapai Rp 100 miliar," ucap Yansyah.

Dia menambahkan, sampah menjadi momok bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

"Ketidakpedulian soal sampah secara langsung dan tidak langsung mensponsori kerusakan alam. Sebaliknya dengan pengelolaan yang tepat, sampah adalah material baru yang memiliki potensi energi dan ekonomi," kata Yansyah.(chi/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler