Jika ancaman buaya dan ubur-ubur yang mematikan itu tidak cukup menjauhkan orang dari laut di Darwin, musim mekarnya ganggang beracun mendorong diterbitkannya peringatan resmi bagi perenang.

 

BACA JUGA: Koki Seleb India Kritik Kampanye Pariwisata Australia Tidak Cerdas

Otoritas Perlindungan Lingkungan Northern Territory (NTEPA) mengatakan gangang biru-hijau yang mengapung di tepi pantai yang terletak di lepas pantai Darwin merupakan fenomena alam yang biasa, namun tidak boleh diabaikan. Selama akhir pekan, warga yang tinggal di sekitar pantai banyak menghubungi Hotline Pengendalian Pencemaran melaporkan pemandangan semacam tumpahan minyak yang licin dan luas, dan berbau menyengat, di perairan yang ada di tepi pantai Nightcliff. Dr Bill Freeland, kepala NTEPA, mengatakan mekarnya ganggang hijau -biru merupakan kejadian yang umum pada tahun ini. "Jangan pergi mendayung, jangan pergi berenang," katanya. "Berenang akan menjadi aktivitas yang berisiko tinggi." Dr Freeland menyebut penyebab utama dari kondisi ini adalah - organisme bernama trichodesmium - yang tidak tergolong berbahaya untuk manusia, namun ganggang ini biasanya ditumpangi oleh organisme lain - lebih berbahaya dari bakteri. "Ada banyak macam organisme yang ikut menumpang di gangang tersebut, yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan yang memiliki sifat sangat beracun," katanya. Pada September 2013, Ilmuwan Australia menemukan kaitan antara gangang hijau biru dan penyakit yang menyerang syaraf motorik. Juru bicara EPA mengatakan pantai-pantai di sekitar Darwin tetap dibuka, namun status itu bisa diubah ketika kondisi pantai memburuk. Warga Darrin, Toby Clifford mengatakan ganggang yang terlihat warna-warni menimbulkan bau yang tidak sedap, dan Ia tidak akan bermain di pantai hingga dibersihkan. "Saya biasanya membawa anjing untuk berjalan-jalan di sana. Tapi kita tidak akan melakukan itu untuk sementara waktu," katanya. Dr Andrew Negri dari Institut Ilmu Kelautan Australia (AIMS) mengatakan Trichodesmium sering keliru dilihat seperti tumpahan minyak. "Trichodesmium ada dimana-mana di lautan. Ia melakukan banyak hal yang berguna bagi lingkungan," katanya. Secara ilmiah, menurut Dr Negri gangang hijau biru sangat mudah dikenali. "Ambilah ganggang itu dan taruh didalam gelas atau wadah ... jika isinya sudah terguncang dan kemudian diamkan selama beberapa jam, air di bagian bawahnya akan berubah menjadi ungu karena larutan pigmen." Menurutnya Trichodesmium, bersama dengan banyak organisme alami lainnya, terbukti hampir mustahil untuk dipelajari di laboratorium karena sulit untuk meniru kondisi alam di mana mereka berkembang. Website AIMS mencatat pengamatan yang paling berguna mengenai Trichodesmium "yang ditulis oleh Kapten Cook lebih dari 200 tahun yang lalu". 

BACA JUGA: Hindari Utang KPR, Pria Canberra ini Pilih Bangun Rumah Mungil

BACA JUGA: Akhirnya, Australia dan China Teken Kesepakatan Perdagangan Bebas

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebih dari 20 Ribu Spesies Hewan dan Tumbuhan Terancam Punah

Berita Terkait