jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif The Strategic Research and Consulting (TSRC) Yayan Hidayat menyatakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri selalu terampil memainkan strategi deklarasi Last Minute.
Hal itu sebagai respons atas PDIP yang mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capresnya sehari sebelum lebaran 1444 H.
BACA JUGA: Jadi Capres dari PDIP, Ganjar Pranowo: Mohon Kritik dan Saran
Dia menyebutkan strategi tu ialah politik remote kontrol.
“Menekan remote saat situasi yang pas agar menghasilkan efek elektoral. Saat hampir sebagian besar warga negara Indonesia mudik ke kampung halaman, Ibu Megawati mengumumkan capresnya dan sontak menjadi pembicaraan di keluarga masing-masing. Ini strategi yang efektif," kata Yayan dalam keterangannya, Jumat (21/4).
BACA JUGA: Ucap Bismillah, Bu Mega Sebut Nama Ganjar, Lalu Berikan Penugasan untuk Nanan & Puan
Di sisi lain, dia mengaku tidak heran jika akhirnya PDIP mengusung Ganjar.
Pasalnya, sejak 2022 hingga saat ini hasil survei Gubernur Jawa Tengah itu relatif stabil bertengger di posisi paling atas.
Dia juga menyebutkan jika melihat jejak historis, PDIP sejak Pemilu 2004 hingga Pemilu 2019 selalu membangun poros koalisi nasionalis-religius.
"Termasuk pasangan capres-cawapres yang diusung. Artinya, tidak menutup kemungkinan pasangan Capres-Cawapres PDIP juga akan merepresentasikan ideologi nasionalis-religius," lanjutnya.
Dia juga menyebutkan saat ini PDIP tengah menjadi sorotan pasca deklarasi capres dan sedang diwacanakan untuk masuk ke koalisi besar di Pilpres 2024.
Yayan menambahkan wacana koalisi besar tampaknya juga tak serta merta mengusik ketenangan PDIP.
Menurut Yayan, yang paling penting saat ini adalah PDIP harus bekerja keras mengembalikan tingkat elektabilitas Ganjar Pranowo.
"Dalam hal lain adalah menentukan sosok cawapres yang pas dan merepresentasikan golongan yang betul-betul dapat berkontribusi menambah elektabilitas Ganjar bahkan Parta," pungkas Yayan.(mcr8/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra