Ganjar: Ciri Radikal itu Fanatik, Menganggap Diri Paling Benar

Rabu, 14 April 2021 – 18:15 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo bicara soal radikalisme. Foto: IG @ganjarpranowo

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan upaya menangkal radikalisme bisa dengan langkah preventif dan langkah kuratif.

Hal itu disampaikan Ganjar saat menjadi pembicara kunci dalam webinar ‘Penguatan Keluarga untuk Keluarga Berdaya Menangkal Radikalisme’ yang diselenggarakan Badan Kesbangpol dan TP PKK Jateng, Rabu (14/4).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Kubu Rizieq Puji Kombes Heru, Ini Peringatan dari Kapolri, Para Honorer Terguncang

Ganjar menyebut langkah preventif yaitu dengan menanamkan jiwa nasionalisme, berpikiran terbuka, waspada terhadap provokasi dan hasutan, berjejaring dalam komunitas positif dan perdamaian, serta menjalankan aktivitas keagamaan dengan toleran.

Dia menekankan pentingnya siswa untuk aktif pada kegiatan seni dan budaya, salah satunya melalui permainan atau dolanan tradisional.

BACA JUGA: Ganjar Menghabiskan Waktu di Panti Jompo Sebelum Berbuka Puasa

Kegiatan itu dinilai mampu menangkal radikalisme. Siswa bisa  mengambil nilai keterbukaan satu sama lain, kepemimpinan, kerja sama, dan nilai penting lainnya.

"Paling bagus sebenarnya (mencegah paham radikal) dengan seni dan budaya. Pelajar bisa menari, main ketoprak, wayang, dolanan. Itu mengakrabkan, berhubungan, terbuka, ada teamwork, leadership (kepemimpinan). Gobak sodor, ada (nilai) leadership,” ujar Ganjar.

BACA JUGA: Pak Ganjar Kirimkan Sukarelawan dan Bantuan Logistik Senilai Rp500 juta ke NTT

Upaya menangkal radikalisme juga dilakukan secara kuratif, yakni memberikan pemahaman tentang bahaya dan dampak radikalisme, memberikan pemahaman tentang ajaran agama yang benar, serta menguatkan nilai-nilai nasionalisme, toleransi dan perdamaian.

"Perdamaian, perdamaian, ada lagunya, lho," celetuk Ganjar dengan nada jenaka.

Ganjar juga mengingatkan kaum milenial pentingnya bersikap bijak bermedia sosial. Terutama dalam menghadapi ujaran-ujaran menyimpang di media sosial.

”Kalau di medsos ada yang serem, kita beri contoh yang baik," sambungnya.

Paham radikal semacam itu, lanjut Ganjar, biasanya berseliweran di media sosial yang cenderung dilakukan kelompok tertentu/

"Ciri radikal itu fanatik, menganggap diri benar, yang lain salah, intoleran, tidak mau menerima perbedaan dan keyakinan orang lain. Revolusioner ingin ada perubahan secara drastis. Tidak jarang ada kekerasan, eklusif atau memisahkan diri," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo mengajak orang tua untuk lebih memerhatikan lingkungan anaknya.

Orang tua diminta juga mendampingi anak saat mengoperasikan gawai (gadget). "Kita tidak tahu, anak kita browsing apa sejak pakai gadget. Supaya, anak-anak bisa memilih yang positif," kata Atikoh.

Menurutnya, orang tua wajib membentengi keluarga dengan mengenalkan ajaran dan sikap yang benar serta menjadikan keluarga menjadi tempat yang nyaman.

"Sehingga deteksi dini bisa lebih cepat dilakukan," tuturnya.(flo/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler