jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan semua daerah tidak bisa sembarangan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).
Semua pihak harus izin terlebih dahulu ke Pemprov Jateng jika hendak menggelar PTM di daerahnya masing-masing.
BACA JUGA: Tarif PCR Turun, Ganjar Pranowo: Jangan-Jangan, Ada Harga yang Lebih Baik dan Bagus
"Kalau ada yang mau PTM, lapor dulu ke kami. Jangan sampai ada sesuatu yang disiapkan secara massal tapi tidak siap. Bukan apa-apa, kami melihat vaksinnya untuk pelajar, kan, memang belum," kata Ganjar ditemui di rumah dinasnya, Senin (23/8).
Ganjar juga meminta sekolah yang kewenangannya di tingkat kabupaten/kota melakukan hal yang sama.
BACA JUGA: Ditegur Pak Ganjar, Sekolah ini Langsung Batal Gelar PTM
Dia sudah mendapat masukan dari beberapa bupati, bahwa pelaksanaan PTM harus seragam.
"Tadi ada bupati yang bilang agar pelaksanaan PTM seragam. Sebab di satu tempat ada yang nekat PTM sementara daerah sebelahnya belum, yang timbul tidak enak. Maka mereka minta pedoman dari kami dan sudah kami siapkan," ucapnya.
BACA JUGA: Ada Sekolah di Solo Nekat Pembelajaran Tatap Muka, Ini Reaksi Tegas Pak Ganjar
Ganjar mengatakan akan membuat surat edaran kepada bupati/wali kota terkait PTM tersebut. Surat edaran itu akan diberikan agar pelaksanaan PTM tidak asal-asalan.
"Nanti saya buatkan surat edaran agar semua bisa sama soal itu. Segera saya bagikan," jelasnya.
Ganjar tak melarang daerah menggelar PTM, tetapi harus melalui uji coba terlebih dahulu. Menurutnya, tidak boleh pelaksanaa PTM dilakukan serentak tanpa ada pembatasan.
"Mesti ada prokesnya seperti apa, prosedurnya, jumlahnya, jamnya, peralatan yang mesti disediakan dan lainnya, dan harus di level 3," sambungnya.
Menurut Ganjar, pelaksanaan PTM harus mempertimbangkan kondisi epidemologis daerahnya. Pihaknya sudah memiliki data daerah yang berstatus zona merah, oranye, kuning hingga hijau.
"Kami sudah punya datanya, menurut epidemologis. Minimal level 3 atau syukur daerahnya kuning sehingga orang tidak memilih sendiri tanpa melihat data itu," pungkasnya. (flo/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Natalia