Ganjar Menginap di Rumah Hasil Keringat Alumnus SMKN Jateng, Susilo Merasa Terhormat

Minggu, 24 Desember 2023 – 08:47 WIB
Susilo (54) warga Kampung Bayan Krajan, Kelurahan Kadipiro, Solo menunjukkan foto anaknya, Bagus Prasetyo, yang juga alumnus SMKN Jateng kepada Ganjar Pranowo. Foto: Tim Media Ganjar Pranowo

jpnn.com, JAKARTA - Susilo (54) dan Madinah (50) tak berhenti tersenyum bahagia ketika Ganjar Pranowo datang ke rumah pasutri itu di Kampung Bayan, Dudun Krajan, Kelurahan Kadipiro, Solo, Jawa Tengah (Jateng) pada Sabtu (23/12/2023) malam.

Susilo merasa terhormat karena mantan gubernur Jateng itu menginap di rumahnya.

BACA JUGA: Ganjar-Mahfud Selalu Mengunjungi Desa, Arsjad Rasjid: Ciri Khas yang Tidak Dimiliki Paslon Lain

"Matur nuwun, Pak Ganjar, sudah mau datang ke gubuk kami. Kami merasa terhormat dan sangat senang,” ucap Susilo saat menyambut Ganjar.

Susilo mengucapkan terima kasih kepada capres bernomor urut 3 pada Pilpres 2024 itu.

BACA JUGA: TPN Ganjar-Mahfud Perkenalkan KTP Sakti kepada Masyarakat Karawang

Capres Ganjar Pranowo menginap di rumah Susilo (54), warga Kampung Bayan Krajan, Kelurahan Kadipiro Solo, Sabtu (23/12/2023) malam. Foto: Tim Ganjar

BACA JUGA: Sampaikan Pesan 3 Hal, KH Sarkosi Subki Majalengka Doakan Ganjar-Mahfud jadi Pemimpin

Susilo adalah salah satu dari jutaan warga Jawa Tengah yang beruntung pernah memiliki seorang gubernur bernama Ganjar Pranowo.

Gegara Ganjar, Susilo mengaku hidupnya yang dahulu susah kini berubah menjadi lebih sejahtera.

Pria paruh baya itu merupakan ayah dari Bagus Prasetyo Kusumaning Susilo, alumnus SMKN Jateng, sekolah asrama gratis gagasan Ganjar Pranowo.

Setelah lulus dari sekolah vokasi itu, Bagus kini sukses dan bekerja di perusahaan besar ternama di Kalimantan.

“Ini foto anak saya, Pak. Kalau enggak ada SMKN Jateng gagasan bapak, mungkin anak saya tidak bisa sekolah dan tidak bisa sukses seperti sekarang. Keluarga kami juga (mungkin) masih kesulitan," ujar Susilo sembari menunjuk potret Bagus yang berseragam SMKN Jateng.

SMKN Jateng, imbuh Susilo, benar-benar mengubah hidup keluarganya. Sebelum lulus SMKN Jateng, Bagus sudah diterima kerja di sebuah perusahaan batu bara besar di Kalimantan.

Setiap bulan, Bagus mengirimkan uang untuk membantu keluarganya dan merenovasi rumahnya. Awalnya Bagus mengirimkan Rp 500 ribu saja per bulan.

Namun, kini jumlahnya sudah berlipat. "Sekarang tiap bulan Rp 2 juta dan dibantu renovasi rumah. Rumah kami sekarang sudah lebih bagus, tidak seperti dahulu yang reyot dan bocor,” ucap pria yang sehari-hari berjualan bubur sumsum itu.

Susilo beruntung karena Ganjar tak hanya membantu pendidikan anaknya dan ekonomi keluarganya. Gubernur Jateng periode 2013-2018 dan 2018-2023 itu juga menginap di rumah Susilo.

Menurut Susilo, hal itu tak pernah dibayangkan dan menjadi momentum yang sangat mengharukan.

"Senang sekali, apalagi tadi Pak Ganjar bilang program sekolah boarding school itu akan dilanjutkan di tingkat nasional kalau (Ganjar) jadi presiden. Tentu saya mendukung sekali, karena ini sudah terbukti membantu masyarakat miskin seperti kami,” tutur Susilo.

SMKN Jateng memang menjadi salah satu program andalan saat Ganjar Pranowo memimpin Jawa Tengah.

Semua kebutuhan anak dari keluarga miskin yang bersekolah di SMKN Jateng dibiayai, mulai SPP, seragam, makan, hingga tempat tinggal. 

Seluruh lulusan SMKN Jateng juga langsung bekerja di perusahaan besar baik dalam maupun luar negeri.

Ganjar telah merintis tiga sekolah berasrama seperti SMKN Jateng, sedangkan 15 lainnya semi-boarding.

Ribuan siswa yang lulus dari SMKN Jateng juga sudah bekerja. Ganjar menegaskan program itu akan dilanjutkan di tingkat nasional.

“Saya senang sekali mendengarkan cerita Pak Susilo. Bagus ini anak SMKN Jateng angkatan pertama dan sudah bekerja. Dia mengirimkan uang untuk keluarga dan bisa membeli rumah sendiri. Ini cerita yang sangat membahagiakan,” ucap Ganjar.

SMKN Jateng itulah yang akan menjadi pijakan Ganjar untuk membuat sekolah serupa di tingkat nasional, termasuk programnya tentang Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana.

Ganajr mengharapkan sekolah berasrama gratis bagi masyarakat miskin bisa dibangun di semua kabupaten di Indonesia, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) maupun kawasan perbatasan.

“Dua program itu inspirasinya dari sini. Hasilnya sudah kelihatan dan kalau ini diakselerasi, maka persoalan pendidikan dan kemiskinan bisa selesai,” pungkas Ganjar.(jpnn)


Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler