Ganjar Mengingatkan Ponpes Jangan Sampai jadi Klaster Covid-19

Kamis, 16 Juli 2020 – 13:43 WIB
Gubernur Ganjar Panowo meresmikan gedung SMP Birrul Ummah Tegalrejo Magelang sekaligus menyerahkan Bantuan Pembangunan Pendidikan dari APBD. Foto: Instagram

jpnn.com, MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengingatkan pengasuh pondok pesantren di seluruh Jawa Tengah mengetatkan protokol kesehatan. 

Dia tidak ingin pondok pesantren menjadi salah satu klaster penyebar virus COVID-19.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Brigjen Prasetijo Nasibmu Kini, Bung RD Masuk Demokrat, Mahasiswi Tajir itu Ternyata..

Hal itu disampaikan Ganjar saat meresmikan gedung SMP Birrul Ummah Tegalrejo, Magelang pada Kamis (16/7).

Hadir dalam kesempatan itu, sejumlah pengasuh pondok pesantren dan lembaga keagamaan lain di Kabupaten Magelang.

BACA JUGA: Ganjar Evaluasi Sistem PPDB Online 2020, Ada Masalah Kursi Kosong

"Kemarin saya diundang rapat Pak Presiden. Ada dua hal yang dibahas, pertama soal COVID-19, kedua soal ekonomi. Nah yang soal COVID-19 ini, intinya Presiden mengingatkan bahwa belum selesai, sehingga protokol kesehatan harus dilaksanakan dengan disiplin," tegas Ganjar.

Ganjar mengatakan saat ini sudah banyak pondok pesantren yang beraktivitas di Jawa Tengah.

BACA JUGA: Geregetan Solo Disebut Zona Hitam Covid-19, Ganjar: Jarene Sopo?

Sejumlah santri dari berbagai daerah sudah masuk ke Jateng untuk menuntut ilmu di pondok-pondok pesantren itu.

"Saya kemarin mendapat pesan dari beberapa anak NU muda di berbagai negara. Intinya mereka meminta agar ada upaya pencegahan penularan COVID-19 di pondok pesantren. Mereka tidak rela, Romo Kiai dan Ibu Nyai pengasuh pondok pesantren meninggal karena COVID-19," sambungnya.

Oleh sebab itu, Ganjar meminta seluruh pengasuh pondok pesantren memperketat protokol kesehatan.

Semua aktivitas santri harus disiplin, termasuk pakai masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan pakai sabun.

"Persoalannya banyak pondok pesantren yang airnya tidak mengalir, kalau wudu atau mandi di kolam. Ini yang harus dibenahi, termasuk saat santri mengaji atau tidur," jelasnya.

Ganjar juga menyempatkan diri melihat proses belajar para santri di Yayasan Birrul Ummah Tegalrejo.

Ganjar senang, karena semua santri tertib memakai masker dan jarak antara satu dengan lainnya terjaga.

"Seperti ini yang kami harapkan, tinggal nanti saat mereka keluar istirahat atau lainnya, tetap diminta disiplin menjaga jarak," pungkasnya.

Ganjar juga memberikan bantuan untuk sejumlah lembaga keagamaan sebesar Rp705 juta.

Bantuan itu diberikan kepada yayasan, pondok pesantren, sekolah keagamaan dan lainnya.

Salah satu penerima bantuan dari yayasan Birrul Ummah Tegalrejo, KH Zainul Habib mengatakan sangat berterima kasih dengan perhatian pemerintah terhadap pengembangan pendidikan keagamaan di Magelang.

"Alhamdulillah, perhatian ini membuat kami tambah semangat untuk mendidik anak-anak menjadi generasi yang cerdas dan religius," kata dia.

Yayasan Birrul Ummah Tegalrejo mendapat bantuan Rp60 juta. Sebelumnya, pihak yayasan juga mendapat bantuan Rp100 juta yang telah digunakan untuk membantun empat ruang kelas sekolah.

"Kami memiliki SMP berbasis pesantren yang kami dirikan pada 2017 lalu. Alhamdulillah dengan gotong royong masyarakat dan bantuan dari pemerintah ini, kami bisa membangun ruang kelas untuk belajar mengajar para santri," jelasnya.

Zainul juga memastikan, bahwa kegiatan belajar mengajar di yayasannya semuanya menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Kami berusaha agar santri disiplin, baik di dalam pondok maupun di sekolah," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler