jpnn.com, SEMARANG - Kerja keras pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah menangani wabah COVID-19 mulai menunjukkan hasil.
Saat ini hanya tinggal tiga daerah di Jateng yang masuk kategori zona merah, yakni Kota Semarang, Kabupaten Demak dan Kabupaten Magelang.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Jenderal Pramono Minta Maaf, Jangan Pinjamkan Dana ke Garuda, RUU HIP
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai rapat percepatan penanganan COVID-19 di gedung A lantai 2 kantor Gubernur Jateng, Senin (15/6).
Rapat dihadiri sejumlah jajaran dinas terkait, rumah sakit serta tim ahli.
BACA JUGA: Bupati Kebumen Mulai New Normal dengan Aksi Cukur Gundul, Ini Reaksi Pak Ganjar
"Dari laporan dan analisis semuanya, hari ini tinggal Kota Semarang, Kabupaten Demak dan Kabupaten Magelang yang masih zona merah. Sementara lainnya sudah masuk zona kuning, bahkan Banyumas dan Wonosobo itu sudah cenderung hijau," kata Ganjar.
Terhadap tiga daerah yang masih zona merah itu, Ganjar akan mengirimkan surat khusus.
BACA JUGA: 20 ASN di Pemkot Semarang Positif Covid-19, Ganjar: Mereka Orang Hebat
Surat diberikan agar kepala daerah di tiga wilayah itu semakin memperketat kegiatan masyarakatnya.
"Di tiga daerah itu saya minta berhati-hati betul, tolong kegiatan semuanya diketatkan lagi, kalau ada kegiatan masyarakat yang berkerumun, tolong dilarang. Nanti saya akan kirim surat agar pembatasannya lebih ketat," tegasnya.
Ganjar menerangkan, surat itu penting karena dirinya melihat masyarakat masih banyak yang tidak memperdulikan protokol kesehatan.
Di Kota Semarang misalnya, dirinya masih melihat banyak orang berkerumun, tanpa jarak dan tidak memakai masker.
"Kemarin saya sepedaan di Kota Lama dan Simpang Lima. Wah itu luar biasa banyak masyarakat, seperti ada event saja. Ini kan bahaya, makanya akan saya buat surat khusus agar kegiatan-kegiatan itu dibatasi bahkan diperketat," terangnya.
Untuk daerah lain yang sudah kuning, Ganjar juga meminta semuanya tetap berhati-hati.
Sebab tidak menutup kemungkinan, penyebaran virus COVID-19 akan kembali terjadi.
Untuk itu, dia meminta seluruh bupati/wali kota di Jateng melakukan persiapan-persiapan dan melakukan penataan khususnya di tempat publik. Pasar-pasar tradisional harus ditata agar penularan tidak terjadi.
"Saya minta seluruh pasar tradisional di Jateng ditata. Kalau perlu ditutup selama tiga hari untuk kemudian ditata jaraknya. Saya minta juga ada petugas yang berjaga agar pedagang dan pembeli semuanya aman," ucapnya.
Ganjar juga meminta seluruh bupati/wali kota untuk meningkatkan tracing penyebaran COVID-19.
Pencarian potensi penyebaran dengan survilance harus diperbanyak, agar diketahui seberapa besar yang tertular.
"Saya minta laboratorium juga meningkatkan kapasitasnya. Kalau biasanya hasil lab tiga hari jadi, saya minta sehari selesai. Saya minta semua lab on selama 24 jam untuk keperluan ini," tutupnya.
Sementara itu, Tim Ahli Gugus Tugas COVID-19 Jateng, Anung Sugihanto mengatakan, beberapa daerah di Jateng memang menunjukkan posisi landai.
Beberapa sudah masuk zona hijau, sementara lainnya masuk zona kuning.
"Namun semua harus hati-hati, tidak perlu cepat-cepat mengambil kebijakan normal baru. Sebab, tidak menutup kemungkinan potensi wabah COVID-19 kembali terjadi. Seperti Kebumen kemarin itu menurut kami terlalu dini, sebab dari data saat ini, kasus PDP di daerah itu justru meningkat," ujar Anung. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia