Ganjar Pantau Semua Proyek Pemerintah Pusat di Jateng

Kamis, 13 Agustus 2020 – 23:11 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai menerima laporan hasil pengawasan BPKP semester I tahun 2020 dari Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah, Wasis Prabowo. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan ada beberapa pekerjaan di Jawa Tengah yang harus dibereskan.

Namun, pekerjaan-pekerjaan tersebut banyak yang bukan di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah secara langsung.

BACA JUGA: Budi Waseso Beri Penghargaan Lencana Melati untuk Ganjar Pranowo

"Ada banyak pekerjaan di Jawa Tengah yang mesti kami bereskan. Tapi memang sebagian besar tidak langsung dalam kewenangan provinsi," kata Ganjar usai menerima laporan hasil pengawasan BPKP semester I tahun 2020 dari Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah, Wasis Prabowo, di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kamis (13/8).

Ganjar menjelaskan, berdasarkan paparan Kepala BPKP Provinsi Jawa Tengah, pekerjaan yang tidak beres tersebut di antaranya masalah kebocoran PDAM di kabupaten/kota dengan rata-rata sebesar 29 persen.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pengakuan Sukarelawan Vaksin Covid-19, Reaksi Munarman FPI, Siap jadi Mentor Gibran

Bahkan ada satu kota di Jawa Tengah yang kebocorannya sangat tinggi, mencapai 51 persen. Sementara batas maksimal kebocoran adalah 20 persen.

"Nah itu akan kami perbaiki. Lalu ada beberapa yang secara nasional itu mendapatkan catatan dari BPKP. Satu gula, ternyata gula ini Jateng mesti serius karena banyak pabrik gula tidak mendapatkan supply tebu dari petani maka ini dipikirkan. Sayangnya ini tidak langsung dalam kewenangan kami. Jadi tidak mudah kami melakukan satu tindakan yang serta merta tetapi akan kami surati satu per satu untuk bisa kami selesaikan," jelasnya.

BACA JUGA: 2 Jenderal TNI Datangi Rumah Pak Ganjar di Malam Hari, Apa yang Terjadi?

Selain masalah gula, lanjut Ganjar, salah satu BUMD yaitu BKK juga mendapatkan perhatian sehingga diperlukan dorongan serius untuk perbaikan.

Untuk hal ini Ganjar mengatakan sudah menyatukannya menjadi PT BKK agar lebih mudah terkontrol dengan baik.

Hal lain yang harus diselesaikan adalah masalah sertifikasi tanah untuk bidang jalan, bidang balai besar wilayah sungai atau PSDA yang secara ukuran sangat panjang, besar, dan luas. Menurut Ganjar, untuk menyelesaikan itu diperlukan perbaikan sistem atau pola dari BPN.

"Itu kan tidak seperti petak rumah, kalau petak rumah kan kecil, diukur begitu selesai. Kalau ini (jalan, sungai, dan wilayah PSDA) kan panjang dan besar. Kalau polanya tidak diubah dari BPN maka achievement kita menunggu diperiksa satu-satu," katanya.

Ganjar menegaskan dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan yang bukan di bawah kewenangan pemprov akan dilakukan pemetaan.

Mana pekerjaan di Jawa Tengah yang masuk program nasional dan dikelola oleh pemerintah pusat. Setelah itu akan dikomunikasikan dengan instansi vertikal.

"Intinya kami akan tindak lanjuti. Yang nanti (kewenangan) sendiri akan dikerjakan untuk dibereskan. Misalnya tadi disebutkan masalah embung di Wonogiri dan Karanganyar. Satu hanya masalah pintu air yang desainnya kurang pas. Satunya seperti mangkrak begitu, apakah desainnya keliru atau pembiayaan kurang atau bagaimana. Tapi nanti dua ini akan kami perbaiki," tegas Ganjar.

"Selebihnya ada di kabupaten/kota maka kami akan surati mereka agar bisa mengembalikan seperti posisi perencanaan dan benar," pungkasnya. (flo/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler