jpnn.com - SEMARANG - Bakal Capres 2024 Ganjar Pranowo berkunjung dan menginap di desa terpencil di kaki Gunung Gede, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (5/10), untuk menjalankan salah satu program hilirisasi pertanian menuju kedaulatan pangan.
Di wilayah tersebut, Ganjar menggandeng Koperasi Desa Sejahtera Indonesia milik Papdesi, menginisiasi pembangunan pabrik teh premium di Desa Tegallega, Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur, dengan memberdayakan warga di lereng Gunung Gede.
BACA JUGA: Bertemu Said Aqil, Ganjar Bicara Nama Cawapres, Sosoknya Sudah Beredar
“Ada yang menarik ya di desa ini, ada anak muda milenial yang menggerakkan para petani. Mereka siap membuat pabrik teh dengan produk teh premium atau special tea,” kata Ganjar melalui keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (5/10).
“Tentu ini contoh konkret bagaimana melakukan hilirisasi pertanian yang diharapkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Ini keren," kata Ganjar.
BACA JUGA: Doa & Wejangan Kiai Said untuk Ganjar di Al-Tsaqafah, Insyaallah Jadi Presiden
Bakal capres dari PDI Perjuangan itu mengatakan banyak potensi di desa yang bisa dioptimalkan, contohnya di Desa Tegallega ada potensi perkebunan teh yang bisa dikelola lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat.
Ganjar mengatakan, pabrik teh itu dikelola bekerja sama dengan koperasi desa binaan Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi).
BACA JUGA: Srikandi Ganjar Jatim Ubah Kreativitas Milenial Jadi Prestasi
“Jika program ini berhasil, maka bisa diterapkan dan dikembangkan di desa-desa lain di seluruh Indonesia. Sangat mungkin dikembangkan di desa lain, tentu dengan unit usaha dan kearifan lokal masing-masing.”
“Kalau semua bisa melakukan itu, maka bisa kita bayangkan betapa besarnya pendapatan yang dihasilkan. Ini bagian dari hilirisasi produk pertanian yang kita inginkan dan endingnya cita-cita kita mewujudkan kedaulatan pangan bisa tercapai," kata Ganjar.
Kendati demikian, Ganjar mengakui hal itu bukanlah pekerjaan mudah, sehingga pemerintah harus turun tangan dan mendorong agar program-program itu bisa berjalan.
Selain terus melakukan pendampingan, pelatihan dan memberikan kemudahan terhadap akses modal, pemerintah juga harus menjadi offtaker dari produk yang dihasilkan.
"Kalau mereka sudah jalan dan berproduksi, pemerintah yang harus menjadi offtakernya. Masukkan semua produk ini ke e-Katalog dan wajibkan kementerian lembaga hingga pemerintah daerah untuk membeli. Jadi misal ada acara atau menyambut tamu kenegaraan, suguhannya teh spesial hasil karya petani milenial di Cianjur ini," katanya lagi.
"Pabrik teh ini akan memproduksi teh premium yang kami beri merek Teh GP. Itu kepanjangan dari Teh Gede Pangrango, karena wilayah ini ada di kaki Gunung Gede dan Pangrango," kata Fery Kurniawan selaku konsultan pabrik. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu