jpnn.com - CILACAP - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meluncurkan perahu listrik di Pantai Teluk Penyu Cilacap, Jateng, Jumat (11/8).
Perahu listrik ini dapat membantu nelayan menghemat pengeluaran.
BACA JUGA: Inikah Kode Jokowi Mendukung Ganjar Pranowo?
Ini merupakan salah satu upaya Ganjar yang terus menggenjot program transisi energi
Tidak hanya di darat, Ganjar juga memprakarsai program ramah lingkungan di sektor kelautan dan perikanan.
BACA JUGA: Sandiaga Sebut Tak Khawatir Bila Tidak Jadi Cawapres Ganjar Pranowo
Hal itu dibuktikan dengan menjadikan Cilacap, sebagai pilot project perahu listrik.
Dengan menggandeng PLN dan perusahaan teknologi terkemuka, Ganjar mengajak nelayan Cilacap mengganti mesin perahu berbahan bakar minyak ke mesin listrik berbasis baterai.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Kembali Raih Penghargaan, Kali Ini KUR Award 2022
Ganjar memberikan bantuan mesin perahu listrik kepada sejumlah nelayan.
Selain itu, bantuan lain juga diberikan antara lain hibah alat perikanan tangkap Rp 1,6 miliar, asuransi nelayan Rp 1 miliar.
"Kita harus berani melakukan tindakan cepat, apa itu transformasi energi ke energi ramah lingkungan. Hari ini produk-produknya sudah jadi, sekarang yang perlu dilakukan adalah eksekusi," kata Ganjar.
Menurut Ganjar, sudah saatnya peralihan energi dimulai. Namun, lanjut dia, harus ada insentif supaya nelayan mendapatkan kemudahan.
"Kalau tidak ada insentif, ini akan sulit. Maka saya tadi usulkan, pemerintah memberikan insentif kepada mereka. PLN memberikan apa, pemerintah daerah, provinsi dan pusat memberikan apa sehingga para nelayan kita siap dan menerima peralihan ini," jelasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meluncurkan perahu listrik di Pantai Teluk Penyu Cilacap, Jateng, Jumat (11/8). Foto: Humas Pemprov Jateng.
Selain mengurangi emisi, perahu listrik juga membuat nelayan makin sejahtera.
Sebab, biaya yang harus dikeluarkan nelayan untuk pergi melaut makin sedikit.
Jika biasanya nelayan harus mengeluarkan Rp 230.000 untuk membeli 20 liter BBM sekali melaut, dengan mesin listrik ini hanya butuh Rp25.000 saja. Sebab biaya listrik per KWH hanya Rp2.500.
"Bayangkan, biayanya jelas lebih murah. Perbandingannya bisa sepersepuluh. Ya memang untuk investasi awal cukup mahal, di situlah saya katakan tadi, harus ada insentif yang diberikan," jelasnya.
Ganjar mengatakan bahwa Cilacap akan dijadikan pilot project peralihan energi di laut.
Ke depan, sejumlah daerah di Jateng akan didorong untuk melakukan hal itu.
"Tidak hanya perahu nelayan, tetapi juga kapal angkutan dan kapal wisata. Sudah saatnya sekarang kita beralih dan harus dimulai," pungkasnya.
Seorang nelayan, Budi menyambut baik adanya program peralihan mesin kapal.
Terlebih lagi setelah dia mendengarkan pemaparan soal biaya yang dikeluarkan untuk melaut jauh lebih murah.
"Ya tentu ini kabar baik, soalnya biayanya jauh lebih murah. Jika biasanya kami menghabiskan 10 liter BBM dalam sehari seharga Rp 230.000, kalau pakai listrik hanya Rp 25.000 saja," katanya.
Meski begitu, Budi mengatakan bahwa kemungkinan harga mesin listrik lebih mahal dibanding mesin berbahan bakar fosil.
Untuk itu, dia sepakat dengan Ganjar bahwa nelayan harus mendapatkan insentif.
"Jadi, harus diberi kemudahan dan keringanan agar nelayan tidak keberatan," ucap pria yang sudah 20 tahun menjadi nelayan itu. (jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi