Ganjar Pranowo Sempatkan Bicara dengan Perempuan Berambut Putih di Magelang

Jumat, 06 November 2020 – 20:26 WIB
Ganjar Pranowo berbincang dengan salah seorang pengungsi warga lereng Gunung Merapi di tempat pengungsian Deyangan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Foto: ANTARA/Heru Suyitno

jpnn.com, MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkesan dengan cara Pemerintah Kabupaten Magelang menyiapkan tempat pengungsian warga kawasan Gunung Merapi.

Pak Ganjar senang lantaran tempat pengungsian yang dibuat di gedung pertemuan Desa Deyangan dan Desa Banyurojo Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang itu, dibuat dengan standar protokol kesehatan yang ketat.

BACA JUGA: Status Gunung Merapi Siaga, Pak Ganjar Langsung Menemui Warga Sekitar

Di tempat pengungsian itu, ruangan luas disekat-sekat menggunakan triplek setinggi sekitar 1,5 meter dan lebar dua meter.

Masing-masing ruang sekat, digunakan oleh pengungsi yang terdiri dari satu keluarga.

BACA JUGA: Status Gunung Merapi Naik dari Waspada jadi Siaga, Ini Pesan Sultan HB X

Di dua lokasi itu, ratusan warga lerang Merapi sudah mengungsi.

Mereka yang mengungsi di Desa Deyangan adalah warga Desa Krinjing Kecamatan Dukun. Kemudian pengungsi di Desa Banyurojo adalah warga Desa Paten Kecamatan Dukun.

BACA JUGA: Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Meningkat, Siaga

Mulai Jumat ini mereka sudah meninggalkan desanya untuk mengungsi.

Mereka akan mengungsi sampai kondisi Merapi dinyatakan aman. Belum tahu kapan.

"Ini bagus ya, jadi antarkeluarga bisa dibatasi. Dengan cara itu, meskipun Merapi aktif dan mereka mengungsi, tetapi di posisi pengungsian mereka aman karena protokol kesehatan terjaga. Tadi ketika mereka masuk, semuanya juga dites cepat," kata Ganjar.

Menurut dia penerapan protokol kesehatan di tempat pengungsian sangat penting.

Apalagi, banyak pengungsi yang masuk dalam kelompok rentan, karena sudah lanjut usia dan banyak anak-anak.

"Banyak di antara mereka para pengungsi ini yang masuk golongan rentan, maka cara ini yang paling bagus dan semoga menginspirasi daerah lainnya," katanya.

Ia menyampaikan daerah lain yang masuk zona rawan bencana, supaya segera menyiapkan tempat pengungsian seperti di Magelang ini.

Menurut Ganjar, jika memang tidak bisa pembatasan pakai triplek, maka pembatasan bisa dilakukan dengan cara digambar atau 'dikotaki' pakai kardus.

"Kalau bisa seperti ini, sangat bagus sekali, tetapi kalau tidak ya bisa pakai kardus atau digambar. Makanya, saya tadi ke sini, karena ini the best dan sampai sekarang belum ada yang buat seperti ini. Maka kalau ini dijadikan contoh, ini keren dan bisa mengantisipasi di saat pandemi," katanya.

Di lokasi tersebut, Ganjar menyempatkan mengobrol dengan para pengungsi, termasuk salah satunya perempuan beramput putih seperti foto di atas.

Seorang pengungsi, Samini (50) mengatakan merasa nyaman dengan kondisi pengungsian yang disiapkan ini, karena masing-masing keluarga dipisahkan sekat.

Samini yang tahun 2010 juga pernah mengungsi menyatakan, pembatasan dengan sekat membuat dia dan keluarganya lebih nyaman. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler