jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sampai dengan saat ini tidak lelah memperingatkan warga perantau asal Jateng agar tidak pulang kampung di tengah meluasnya wabah corona.
Pasalnya, masih ada warga yang kembali ke Jateng dalam jumlah ribuan meski telah diperingatkan berulang kali agar tetap di rumah masing-masing.
BACA JUGA: Bukannya Work From Home, Ternyata 6.724 Perantau di Jabodetabek Malah Kembali ke Jateng
Terutama datang dari wilayah Jabodetabek yang merupakan zona merah penyebaran virus corona.
"Bapak ibu seluruh warga Jawa Tengah, khususnya yang ada di perantauan, khusus lagi bagi yang berniat ingin pulang kampung. Untuk yang kesekian kali saya mengimbau dan mengingatkan kepada bapak ibu, jika panjenengan sayang sama keluarga di kampung, jika penjenengan semua pingin keluarga tetep sehat lan slamet, urungkan niat untuk pulang kampung. Tidak usah pulang kampung. Jika panjenengan nekat pulang, saya tegaskan, sama saja anda membahayakan anak, istri, dan suami serta mengancam hidup orang tua panjenengan yang sudah sepuh," tegas Ganjar dalam video yang diunggah di akunnya di Instagram.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pendeta Meninggal, Ribuan Orang Mudik ke Jateng, Ketegaran Jokowi
Dia meminta warga Jateng mengikuti jalan terbaik yang bisa dilakukan sekarang yaitu memutus persebaran virus dari kota-kota ke desa.
Ganjar meminta pengertian warganya yang mungkin tidak tahu telah membawa virus berbahaya untuk keluarga mereka di kampung halaman.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Siapakah si Ratu Utang? India Kacau saat Lockdown, Ibunda Jokowi Tutup Usia
"Bapak ibu yang ada di Jakarta tentu tahu, ibu kota adalah zona merah corona. Kita tidak tahu siapa yang sudah terpapar, mungkin saya, anda, teman atau keluarga kita. Artinya bapak ibu mungkin saja sudah tertular, sudah positif corona tapi tidak mengetahuinya. Sebab sebagian penderita memang tidak merasakan gejala. Dan jika anda sudah mengidap Corona, lalu anda nekat pulang. Anda bisa menulari teman seperjalanan di bus, orang-orang di jalan, keluarga, bahkan satu desa kena semua," tambah Ganjar.
Ganjar mengingatkan bagaimana awal pasien positif corona pertama yang dirawat di Solo bisa jadi peringatan bagi semua.
Pasien itu adalah pengusaha yang ikut seminar di Bogor. Tertular virus di sana, lalu menulari isteri dan teman-temannya, dia sendiri akhirnya meninggal.
Di Purbalingga, lanjut Ganjar, ada juga empat pasien positif corona dan semuanya warga yang baru pulang dari Jakarta.
Menurutnya, terjadi lonjakan jumlah pasien corona di Jateng karena kedatangan para perantau ke sejumlah wilayah.
Dalam tiga hari, kata dia, pasien terkonfirmasi positif melonjak dari 19 orang menjadi 40 orang dan sudah ada 6 orang yang meninggal.
Jumlah orang dalam pengawasan atau ODP naik drastis hingga 3.638 orang, serta pasien dalam pengawasan 294 orang.
"Bapak Ibu, mohon maaf kalau saya semakin keras mengingatkan panjenengan. Ini semua tidak lepas dari peningkatan virus corona di Jateng yang sangat cepat.
Kenaikan signifikan ini , dugaan kami, salah satunya karena adanya lonjakan warga perantauan yang mudik ke wilayah Jawa Tengah," pungkas Ganjar. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia