Ganjar Punya Cara Jitu Mencegah Penyebaran Penyakit Kulit Sapi di Jateng

Kamis, 19 Januari 2023 – 22:43 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto dok humas pemprov Jateng

jpnn.com, JAWA TENGAH - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung menginstruksikan jajarannya di seluruh kabupaten dan kota untuk mendeteksi sapi yang terjangkit LSD atau penyakit kulit benjol.

Peringatan ini disampaikan Ganjar menanggapi munculnya lumpy skin disease virus (LSDV), yang mulai memasuki tanah air, tak terkecuali Jawa Tengah.

BACA JUGA: Ganjar Optimistis Indonesia Bisa Menghadapi Krisis Global

"Kami mendapatkan info itu langsung kami sampaikan dan cepat ditangani. Ambil sampelnya, bawa ke lab agar tidak salah terjadi, tindakan," ujar Ganjar saat ditemui di JCC, Jakarta Pusat, Kamis (19/1).

Ganjar juga menyiapkan sistem peringatan dini (early warning system), sebagai langkah antisipatif dan edukatif kepada para peternak.

BACA JUGA: Tanya ke Ferry Irawan, Ibunda Venna Melinda: Kamu Apakan Anak Saya?

"Muncul penyakit yang baru, bermutasi dari yang lain, maka ujian profesionalitas dan keseriusan dari aparatur sangat dibutuhkan, early warning system mesti dilakukan," ucap Ganjar.

Ganjar menambahkan, gerakan penyuluh dan komunitas pecinta hewan yang ada diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam mengantisipasi dan menanggulangi LSD.

BACA JUGA: Manfaatkan Pekarangan Rumah, Mak Ganjar Kaltim Gelar Pelatihan Menanam Sayur Hidroponik

Sebab, LSD tak hanya menjangkiti hewan ternak seperti sapi saja, namun juga bisa menular pada manusia dan tanaman, sehingga perlu upaya lebih untuk menangani LSD.

"Peran penyuluh juga sangat penting, sehingga mereka bisa dijadikan garda terdepan. Berkolaborasi dengan komunitas, apakah itu peternak, pecinta hewan yang ada," jelas Ganjar.

Ganjar menuturkan, pengalaman pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 kemarin dapat dijadikan panduan dan pembelajaran untuk menangani LSD.

Menurutnya, jika ada sapi yang bergejala dan positif LSD harus segera diisolasi dan ditangani secepat mungkin oleh tim medis.

Selain itu, peternakannya juga harus disterilisasi. Dengan demikian, penularan dan penyebaran LSD bisa dicegah sedini mungkin sejak dari tempat peternakan.

"lmunya sudah ada layaknya kemarin kita menangani Covid-19. Begitu terjadi, sudah ditutup, diisolasi. Terus lakukan treatment. Sekarang butuh tindakan lapangan dengan cepat," tutur Ganjar.

Adapun ciri penyakit LSD yakni demam mencapai 41,5°C, tidak nafsu makan dan penurunan produksi susu dan hidung penuh ingus, serta hipersalivasi konjungtivitis, depresi dan pembengkakan limfogaldula.

Lalu terdapat nodul pada kulit yang berbatas, jelas dan menonjol di bawah kulit atau di bawah otot dengan diameter antara 2 hingga 5 sentimeter.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler