Ganjar Punya Rencana Besar untuk Dua Pasar Tradisional dekat Kawasan Borobudur

Kamis, 16 Juli 2020 – 18:17 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo melihat aktivitas di Pasar Prembulan Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur dan Pasar Ikan Ngrajek di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Foto: Instagram

jpnn.com, MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo gerak cepat untuk percepatan penataan kawasan Borobudur dan daerah pinggiran di sekitar kawasan tersebut.

Salah satu fokus utama Ganjar adalah penataan pasar-pasar tradisional. Setidaknya, dua pasar tradisional disiapkan Ganjar untuk ditata ulang agar lebih baik dan menarik.

BACA JUGA: Anggota Dewan PDP Covid-19 Meninggal Dunia, Ganjar Minta Semua Pegawai Periksa Kesehatan

Dua pasar itu adalah Pasar Prembulan di Desa Tegalarum dan Pasar Ikan Ngrajek di Desa Ngrajek.

Untuk memastikan kondisi dua pasar itu, Ganjar meninjau langsung dalam kunjungannya di Magelang, Kamis (16/7).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Brigjen Prasetijo Nasibmu Kini, Bung RD Masuk Demokrat, Mahasiswi Tajir itu Ternyata..

Dia melihat kondisi pasar serta potensi yang bisa dikembangkan.

Ganjar melihat potensi dua pasar tradisional itu sangat besar. Sebab, di sekitar pasar sudah berdiri Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang dapat dijadikan tempat penginapan turis serta fasilitas lain seperti kampung kerajinan dan sebagainya.

BACA JUGA: Pak Ganjar Geram Bukan Main Lihat Foto Limbah di Bengawan Solo

"Ketika Borobudur ditetapkan sebagai kawasan wisata dunia, maka suporting kawasannya harus dilakukan. Pemerintah pusat sudah memberikan dukungan-dukungannya, maka saya ingin ikut mensuport dari sisi ekonomi rakyatnya," kata Ganjar.

Menurut Ganjar, masyarakat kecil seperti pedagang pasar tradisional banyak yang belum tersentuh. Untuk itu, diperlukan upaya sentuhan dari pemerintah agar pembangunan merata.

"Di pasar tradisional yang saya kunjungi ini, diharapkan ke depan lebih tertata, lebih bagus dan menjadi destinasi wisata baru. Yang mau kulineran di sini, lihat pembibitan ikan, atau mau beli aneka sayuran dan kerajinan di pasar Prembulan tadi," sambungnya.

Nantinya, desain pasar-pasar tradisional itu akan dibuat lebih bagus sehingga menarik minat dan kunjungan wisatawan.

Pasar tradisional di sekitar Borobudur harus bersih, tertata dan menarik. Tidak hanya menjual sayuran saja, tapi kerajinan masyarakat juga harus digerakkan.

"Artinya tidak hanya di Borobudur saja, mereka yang datang ke sana hanya jalan-jalan, tapi kalau mau belanja, kulineran ya di sini. Maka kalau Borobudur dihidupkan sebagai satu destinasi besar, maka yang di pinggir-pinggir ini mendapat cipratan rejeki," pungkasnya.

Salah satu pedagang di Pasar Prembulan, Marsinah (67) mengatakan senang mendapat kabar bahwa pasar tempatnya berjualan sejak puluhan tahun akan ditata.

" Nggeh remen sanget (ya senang sekali). Kersane rame (biar tambah ramai)," katanya.

Menurut Marsinah, setiap hari di pasar itu hanya didatangi warga sekitar untuk membeli kebutuhan sembako. Apabila pasar ditata dan diperbaiki, maka tidak menutup kemungkinan wisatawan akan datang ke tempat itu.

"Biasane ya lumayan, tapi saiki sepi mergo corona (sekarang sepi akibat COVID-19). Mugu-mugo ndang ditoto (semoga cepat ditata) ben tambah rame (biar tambah ramai pembeli)," tutur Marsinah.

Sementara itu, Kepala DPU Bina Marga dan Cipta Karya Jateng, Hanung Triyono menerangkan, rencana penataan pasar-pasar tradisional itu akan dimulai tahun depan. Anggaran sebesar Rp30 miliar sudah disiapkan untuk keperluan itu.

"Rinciannya untuk Pasar Ikan Ngrajek sebesar Rp10 miliar dan Pasar Prembulan Rp20 miliar. Jadi anggaran itu nantinya untuk menata pasar agar lebih bagus. Nantinya tidak hanya menjual sayuran, di pasar itu juga akan digunakan untuk menjual aneka kerajinan tangan dari masyarakat," pungkas Hanung. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler