jpnn.com, KOTA TANGERANG - Bakal capres untuk Pemilu 2024 Ganjar Pranowo menemui sejumlah tokoh lintas agama di Kota Tangerang, Banten, Minggu (24/9).
Dalam pertemuan di Pondok Pesantren Roudlotussalaam Cimone itu, Ganjar tidak hanya berdiskusi soal membangun bangsa, tetapi juga menimba ilmu dari para tokoh agama.
BACA JUGA: Era Ganjar Pranowo, Pengelolaan Zakat ASN Jateng Berjalan Rutin dan Merata
Sebagai sahibulbait pertemuan itu ialah para pengasuh Pesantren Roudlotussalaam, yakni K.H. Abdul Mu'thi, KH Abdullah Tholib, K.H. Ahmad Baijuri, K.H. Hasan Basri, K.H. Mahmudin Abdullah, dan K.H. Syahru Wardi.
Adapun tokoh dari lintas agama yang menghadiri pertemuan itu, antara lain, Pendeta Ronny Samantimbang (Kristen), Romo Ruby Santamoko (Buddha), GST Artha (Hindu), Jhoni Tan (Tao), dan Herman Suhanda (Konghucu).
BACA JUGA: Berkat Aplikasi Keuangan Ganjar, Pemprov Jateng Bisa Hemat Rp 1,2 Triliun
Pada pertemuan itu, Ganjar menceritakan pengalamannya menjalin toleransi dan merawat kebinekaan selama memimpin Jawa Tengah (Jateng) pada 2013-2018 dan 2018-2023.
Menurut Ganjar, upayanya itu tidak terlepas dari peran penting dan keterlibatan para tokoh agama.
BACA JUGA: Sukses Mengelola Zakat, Ganjar Terima Penghargaan dari Baznas
"Apa yang kami lakukan di Jawa Tengah adalah merawat kebinekaan dan toleransi, salah satunya membuat saling menghormati,” tuturnya.
Jawa Tengah merupakan provinsi dengan penduduk mayoritas Muslim. Namun, di provinsi itu pula terdapat Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Borobudur merupakan candi terbesar bagi umat Buddha, sedangkan Prambanan adalah candi Hindu.
Semasa menjadi gubernur Jateng, Ganjar tidak mau kedua candi itu hanya dijaikan tempat wisata.
“Candi Borobudur dan Prambanan kami jadikan pusat ibadah bagi umat Buddha dan Hindu, bukan hanya tempat wisata," katanya.
Selain itu, bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo tersebut juga menceritakan ikhtiarnya mengentaskan kemiskinan di Jateng melalui program Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Tengah.
Ganjar menggandeng para ulama untuk menguatkan zakat, infak, dan sedekah karena keterbatasan APBD Jateng untuk membiayai program pengentasan kemiskinan.
Melalui kolaborasi dengan para ulama, Pemprov Jateng di bawah komando Ganjar mengembangkan Baznas.
“Yang dulunya sebulan (dana zakat, infak, dan sedekah) hanya Rp 200 juta, sekarang bisa Rp 6 miliar," tuturrnya.
Oleh karena itu, Ganjar akan terus melibatkan para tokob agama dalam menentukan arah kebijakan. Mantan gubernur Jateng itu pun akan menggandeng para tokoh agama dalam merencanakan program pembangunan.
“Partisipasi yang merepresentasikan kelompok-kelompok itu kelak kemudian ikut serta berkontribusi memberikan masukan dalam pengambilan keputusan. Ini yang bisa menjaga situasi kondusif," ucapnya.
K.H. Abdul Mu'thi pun mengakui kiprah Ganjar dalam menyalurkan aspirasi para ulama maupun umat.
Kiat Utin -panggilan akrab K.H. Abdul Mu’thi- menganggap Ganjar merupakan sosok yang pas untuk memimpin Indonesia.
“Malah kami mohon bisa dua periode nanti," ujarnya.
Kiai Utin meyakini menantu tokoh nahdiyin di Purbalingga, Jawa Tengah, itu juga bisa membuat umat damai, tenang beribadah, dan tenteram.
“Kali ini yang pas saya pilih itu hanya Pak Ganjar," ucapnya.
Kiai Utin meyakini menantu tokoh nahdiyin di Purbalingga, Jawa Tengah, itu juga bisa membuat umat damai, tenang beribadah, dan tenteram.
Selain itu, Kiai Atin menyebut Ganjar bukan figur asing bagi kalangan santri. Istri Ganjar, Siti Atikoh, merupakan cucu ulama besar Nahdlatul Ulama (NU) di Purbalingga.
"Pak Ganjar itu istrinya dari kalangan pesantren, keluarga pesantren. Ya, mertuanya seorang kiai yang punya pesantren," tuturnya.(jpnn.com)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar: Ulama Harus Dilibatkan dalam Pengambilan Keputusan Penting Negara
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi