JAKARTA - Penerapan kebijakan ganjil-genap akhirnya batal diberlakukan tahun ini. Alasannya, saat ini sarana angkutan umum belum memadai untuk menunjang kebijakan pembatasan kendaraan.
"Kan Pak Gubernur sudah bilang, jadi kami tidak ke arah pembatasan kendaraan dulu, tapi lebih konsentrasi ke arah angkutan massalnya. Angkutan massalnya kan tahun ini lagi pengadaan sebanyak-banyaknya," kata Kepala Dinas Perhubungan Pemprov DKI Jakarta, Udar Pristono di Jakarta, Jumat (29/3).
Menurut Pristono, apabila kebijakan ganjil-genap diterapkan maka sekitar 4,6 juta orang akan beralih ke angkutan umum. Oleh karenanya harus dipastikan kesiapan sarana angkutan umum untuk menampung lonjakan ini.
Pemprov DKI Jakarta mengatasi masalah ini dengan menambah armada bus Transjakarta. Ditargetkan sebanyak 684 bus akan mulai beroperasi akhir tahun ini.
Setelah penambahan dilakukan, lanjut Pristono, Dinas Perhubungan akan melakukan evaluasi terhadap dampaknya. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah penambahan armada yang dilakukan sudah mencukupi.
"Dilihatnya gimana okupansi dari angkutan massalnya, misalnya masih cukup, masih longgar. Artinya kalau kami adakan pembatasan, artinya masih mampu. Tapi kalau angkutan massalnya juga sudah padat, artinya kami harus tambah dulu, nambah lagi," paparnya.
Hasil evaluasi juga akan menjadi penentu diberlakukannya kebijakan ganjil-genap. Lebih lanjut, Pristono mengaku telah membatalkan semua persiapan kebijakan ganjil-genap termasuk lelang pembuatan stiker. Pencairan anggaran dari APBD 2013 untuk program ini juga telah diberhentikan.
"Nggak kami laksanakan (lelang). Tahun ini nggak kami laksanakan, tetapi yang jelas busnya kami konsentrasikan tepat pada waktunya. Jadi ke arah push and pull. Pull nya dulu, pengadaan busnya dulu," tandas Pristono.(dil/jpnn)
"Kan Pak Gubernur sudah bilang, jadi kami tidak ke arah pembatasan kendaraan dulu, tapi lebih konsentrasi ke arah angkutan massalnya. Angkutan massalnya kan tahun ini lagi pengadaan sebanyak-banyaknya," kata Kepala Dinas Perhubungan Pemprov DKI Jakarta, Udar Pristono di Jakarta, Jumat (29/3).
Menurut Pristono, apabila kebijakan ganjil-genap diterapkan maka sekitar 4,6 juta orang akan beralih ke angkutan umum. Oleh karenanya harus dipastikan kesiapan sarana angkutan umum untuk menampung lonjakan ini.
Pemprov DKI Jakarta mengatasi masalah ini dengan menambah armada bus Transjakarta. Ditargetkan sebanyak 684 bus akan mulai beroperasi akhir tahun ini.
Setelah penambahan dilakukan, lanjut Pristono, Dinas Perhubungan akan melakukan evaluasi terhadap dampaknya. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah penambahan armada yang dilakukan sudah mencukupi.
"Dilihatnya gimana okupansi dari angkutan massalnya, misalnya masih cukup, masih longgar. Artinya kalau kami adakan pembatasan, artinya masih mampu. Tapi kalau angkutan massalnya juga sudah padat, artinya kami harus tambah dulu, nambah lagi," paparnya.
Hasil evaluasi juga akan menjadi penentu diberlakukannya kebijakan ganjil-genap. Lebih lanjut, Pristono mengaku telah membatalkan semua persiapan kebijakan ganjil-genap termasuk lelang pembuatan stiker. Pencairan anggaran dari APBD 2013 untuk program ini juga telah diberhentikan.
"Nggak kami laksanakan (lelang). Tahun ini nggak kami laksanakan, tetapi yang jelas busnya kami konsentrasikan tepat pada waktunya. Jadi ke arah push and pull. Pull nya dulu, pengadaan busnya dulu," tandas Pristono.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Tidak Mau Direpotkan Pinjaman Bank Dunia
Redaktur : Tim Redaksi