jpnn.com - Red Bull, misalnya. Selama ini mereka memang menjadi pabrikan yang paling rewel. Sejak seri dimulai, mereka tak henti-hentinya mengkritik performa ban yang dianggap tak bagus. Puncaknya ialah pada balapan seri Katalunya akhir pecan lalu.
Ketika itu, Red Bull bersama para pembalap lain mengajukan protes karena ban dianggap buruk. Performa ban yang buruk membuat para pembalap harus melakukan hingga empat kali pit stop di balapan tersebut.
BACA JUGA: Pirelli Bakal Ganti Ban Di Seri Kanada
Meski begitu, direktur motorsport Pirelli Paul Hembery menyatakan bahwa pihaknya tak mendapatkan tekanan apapun tentang keputusan tersebut. Hembery menyatakan, pergantian ban memang murni sebagai upaya dari Pirelli untuk menciptakan balapan yang berkualitas.
“Ada banyak perhatian yang datang dari beberapa tim yang menginginkan adanya pergantian ban. Namun, itu bukan hal yang membuat kami akhirnya mengambil keputusan ini,” terang Hembery seperti dilansir Autosport.
BACA JUGA: Rio Ferdinand Pensiun dari Timnas
Selain ingin menciptakan balapan yang berkualitas, pergantian ban juga dianggap menjadi pertaruhan harga diri Pirelli. Karena itu, Hembery menyatakan bahwa pergantian tersebut merupakan upaya untuk “mengembalikan” nama besar Pirelli yang sudah ditunjuk sebagai penyedia ban di balapan jet darat tersebut.
“Kami tidak ingin bereaksi berlebihan. Orang akan mengatakan bahwa keputusan ini karena tekanan dari Red Bull. Namun, saya tegaskan, tidak ada tekanan dari pihak manapun,” tegas Hembery. (jos/jpnn)
BACA JUGA: Dwyane Wade Terancam Absen di Laga Kelima
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lillard Pimpin All Rookie First Team
Redaktur : Tim Redaksi