jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengungkapkan fenomena kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini.
Menurut Joko, kelangkaan itu terjadi akibat kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya belakangan ini sangat besar menyusul lahan perkebunan sawit semakin terbatas.
BACA JUGA: Gapki Buka-bukaan soal Kendala Perkebunan Sawit 2022, Tak Bisa Dianggap Sepele
"Sementara itu, permintaan minyak goreng terus meningkat," ungkap Joko, Selasa (8/1).
Selain itu, faktor cuaca juga memengaruhi penurunan produksi CPO dalam dua tahun terakhir dan ikut mendorong kenaikan harga.
BACA JUGA: Gapki Meramal Harga CPO September, Ternyata
Data Gapki menunjukkan pada 2020, produksi CPO turun 0,3 persen dari 47,18 juta ton pada 2019.
Pada 2021 produksi CPO Indonesia mencapai 46,88 juta ton. Angka ini berkurang 0,31 persen dari produksi 2020 yang mencapai 47,03 juta ton, sedangkan, produksi 2022 diperkirakan meningkat sebesar 4,52 persen menjadi 49 juta ton.
Sebelumnya, beberapa pekan ini masyarakat kembali mengeluh dengan kelangkaan minyak goreng yang terjadi di pasaran.
Berdasarkan pengamatan JPNN.com, secara langsung di minimarket dan supermarket di wilayah Jakarta Selatan minyak goreng tidak tersedia, bahkan di toko kelontong menawarkan dengan harga yang tinggi.
Kelangkaan minyak goreng itu, bahkan membuat enam produsen minyak goreng yang berhenti produksi karena tidak mendapat pasokan CPO.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu