Gara-Gara Anjing Rabies, Dua Nyawa Melayang

Senin, 29 Juni 2015 – 04:07 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - SAMPIT - Teror anjing rabies masih menghantui warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. Dua warga meninggal dunia akibat kasus gigitan anjing rabies. Korban diketahui merupakan warga pelosok yang terlambat mendapatkan penanganan.

Kepala Dinas Kesehatan Kotim Faisal Novendra Cahyanto mengatakan, lambatnya penanganan terjadi karena keluarga korban tak tahu bahaya gigitan anjing rabies. Selain itu, masa inkubasi rabies yang lama juga menjadi alasan korban tak segera mendapatkan vaksinasi anti rabies (VAR).

BACA JUGA: Dukung Danau Toba Terdaftar di GGN UNESCO

”Masa inkubasi rabies cukup lama, bisa sampai tiga bulan baru menunjukkan manifestasi klinik, biasanya membuat pasien atau keluarga terutama yang tidak tahu bahaya gigitan anjing tidak segera melaporkan ke petugas kesehatan terdekat,” kata Faisal seperti dikutip dari Radar Sampit (Grup JPNN), Minggu (28/6).

Menurut Faisal, rendahnya minat masyarakat memvaksinasi anjing peliharaannya di pelosok juga menjadi penyebab utama rabies cepat berkembang di pelosok daripada di kota. Di kota, minat vaksinasi terhadap hewan peliharaan sangat tinggi, sehingga kalau pun terjadi kasus gigitan, sebagian besar bisa tertangani dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
 
”Begitu juga tindakan preventif terhadap anjing peliharaan. Cakupan vaksinasi anjing peliharaan kemungkinan lebih tinggi dan mudah di perkotaan. Silakan cek di dinas terkait. Dari dua kasus gigitan yang terjadi, semua anjing peliharaan,” katanya.

BACA JUGA: MUI Minta Objek Wisata Tutup Selama Ramadan

Seperti diketahui, Jumat (26/6), Tari (8), warga Desa Tumbang Batu, Kecamatan Antang Kalang, menjadi korban keganasan anjing gila. Bocah tersebut digigit anjing pada kaki sebelah kanannya. Pihak keluarga tak mengetahui gejala demam yang diderita anak mereka merupakan gejala rabies. Karena itu, keluarga korban tak segera membawa ke rumah sakit. Merasa penyakit anak tak kunjung sembuh, keluarga pun membawa ke Rumah Sakit Umum dr Murjani Sampit, Kamis (26/6) pagi.

Saat sampai rumah sakit, korban sudah menunjukan gejala umum rabies, yakni demam, fotophobia atau takut suasana gelap, sakit tenggorokan dan hydrophobia atau takut air. 

BACA JUGA: Tim Penjaringan Calon Kada Partai Golkar Lampung Terima Juklak Juknis dari Kedua Kubu

Maret lalu, Aldi (7), warga Desa Tilap, Kecamatan Mentaya Hulu, juga digigit anjing. Aldi, mengalami luka parah di pelipis kiri, dan meninggal dunia pada 14 Maret. 

Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian Peternakan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DP3KP) Kotim Endrayitno mengatakan, dalam sebulan terakhir pihaknya masih menerima sedikitnya 60 kasus gigitan anjing. 

”Kami terima laporan ada desa di pelosok Kecamatan Bukit Santuai yang tergigit anjing, tapi masih akan kami selidiki. Rencananya nanti, Senin (29/6) kami ke sana,” janjinya. (oes/ign)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Curiga Mahasiswi Berkerudung jadi Aktris di Video Dewasa Hasil Rekayasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler