jpnn.com, SORONG - Seorang anak perempuan berinisial EN, nekat memukul ibunya sendiri, Yanti. EN juga memaki ibunya di depan umum dengan kata-kata kotor. Ini semua gara-gara uang.
EN diminta ibunya mengembalikan uang yang dia ambil dari rekening Yanti. Tak terima kelakuan anaknya, Yanti melaporkannya ke SPKT Polres Sorong Kota, Kamis (1/2) kemarin.
BACA JUGA: Anak Pukul Ibu Kandung Pakai Kayu
Kepada polisi, Yanti menceritakan, kejadian bermula saat anak sulungnya, EN diam-diam mengambil ATM miliknya yang masih terbungkus rapi di dalam amplop. Berbekal ATM tersebut, ia kemudian menarik uang milik ibunya berulang kali, hingga mencapai Rp 9 juta.
Saat ketahuan, dia meminta EN mengembalikan. EN malah memaki ibunya dengan makian dan kata-kata kotor. Saat mendapatkan makian dari anaknya, Yanti selaku ibu yang melahirkan EN, spontan memukul EN dengan maksud untuk menegur.
Namun teguran yang Yanti berikan, malah dibalas pukulan oleh anaknya. Saat melaporkan anaknya ke SPKT Polres Sorong Kota, Kamis (1/2), Yanti menceritakan bahwa saat itu sekitar awal Desember 2017, dia membuat buku tabungan beserta ATM dengan jumlah tabungan Rp 20 juta hasil dari pensiuan suaminya.
Setelah membuat buku tabungan dan ATM, dia kemudian menyimpannya di lemari rumahnya yang terletak di Jln. A. Yani. Beberapa hari kemudian, dia meninggalkan Kota Sorong menuju salah satu kota yang terletak di Provinsi Papua untuk melakukan pekerjaan yang sudah terjadwal sebelumnya.
Setelah pekerjaannya selesai, dia kembali ke Kota Sorong. Keesokan harinya setelah tiba di rumah, dia kembali ingin menabung uang pendapatanya dari pekerjaannya.
Namun saat ingin mengambil buku tabungan dan ATM yang disimpan di lemari sebelum berangkat, buku tabungan dan ATM miliknya sudah tidak berada di posisi semula. Panik, Yanti kemudian membuat rekening koran di bank tempat dia menabung. Saat membuat rekening koran, ternyata saldo milknya sudah berkurang sekitar Rp 9 juta. Dia kemudian meminta pegawai bank untuk mengecek CCTV yang terletak di beberapa ATM milik bank tersebut.
Hasil dari beberapa CCTV yang dicek, ada satu CCTV yang mengagetkannya. Bagaimana tidak, saldo yang berkurang di dalam tabungannya merupakan ulah anaknya sendiri yang telah berulang kali mengambil uangnya. Melihat hasil rekaman CCTV tersebut, dia kemudian mendatangi indekos anaknya yang terletak di Km 10 untuk memberi tahukan kasus tersebut.
Saat mendatangi anaknya, sang anak dan juga menantunya, sedang berada di rumahnya. Yanti kemudian menayakan kasus tersebut, dengan menceritakan bukti-bukti yang telah ia peroleh dari bank kepada anaknya.
Sang anak yang merasa terpojok, akhirnya mengakui perbuatannya dengan mengatakan bersalah dan akan menganti uang tersebut. Sebagai seorang ibu, mendengarkan perkataan bersalah dari anak kandungnya, hatinya luluh dan memberikan waktu untuk anaknya dan anak mantunya mendapatkan rejeki baru mengganti uang tersebut.
“Sebenarnya bukan masalah ganti dan tidaknya, dia sebagai anak harus tahu diri. Saya ini sudah tua tidak kuat berkerja lagi, seharusnya dia yang kasih saya uang, bukan ambil uang saya. Tapi sudah biar sudah, nanti dong dapat uang baru dong ganti,” kata Yanti.
Hingga akhirnya pada Kamis (1/2), Yanti yang sedang membutuhkan uang, kemudian datang meminta uang tersebut kepada sang anak yang pernah menjanjikan mengganti uang miliknya yang diambil diam-diam tersebut.
Namun, saat datang meminta uang tersebut, bukan uang yang dirinya terima, melainkan kata-kata kasar yang keluar dari mulut anaknya. “Buat apa saya ganti, kamu kan orang tua saya. Pulang sudah (lalu ucap kata kotor)," maki sang anak.
Mendengar makian yang dilontarkan anaknya tersebut, Yanti kemudian memukul sang anak dengan maksud untuk mengajarkan sang anak sopan santun. Namun sang anak membalasnya dengan memukul ibunya. “Gara-gara uang 9 juta kamu pukul saya, durhaka memang! Kamu tunggu saya panggil polisi ambil kamu,” kata Yanti.
Dia kemudian mendatangi Mapolres Sorong Kota untuk melaporkan kejadian tersebut. Anggota yang mendapat laporan tersebut, kemudian mendatangi indekos anaknya. Namun, saat anggota mendatangi indekos anaknya, sang anak sudah tidak berada di rumahnya alias pergi. “Biar sudah, saya cuma mau dia ganti uang itu. Kalau dia tidak ganti, biar kasih masuk dia dalam sel saja, biar anak kandung lagi, tapi sudah terlalu kurang ajar,” ketus Yanti. (raf)
Redaktur & Reporter : Adek