Garap Potensi Lahan Rawa Lampung dengan Program Serasi

Kamis, 14 Februari 2019 – 07:06 WIB
Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) untuk memaksimalkan potensi lahan rawa yang ada di Indonesia. Foto: Kementan

jpnn.com, BANDAR LAMPUNG - Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) untuk memaksimalkan potensi lahan rawa yang ada di Indonesia.

Langkah itu dilakukan untuk menambah produksi padi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satunya di Provinsi Lampung yang dinilai memiliki potensi.

BACA JUGA: P3A Bisa Jadi Unit Bisnis Sosial bagi Anggota Kelompok Tani

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy  mengaku optimistis program ini akan memberi dampak baik pada seluruh pihak.

Apalagi, pengelolaan program ini dikerjakan oleh orang-orang profesional termasuk pensiunan pejabat Kementan maupun purnawirawan dari instansi lain.

BACA JUGA: Stok Pupuk Bersubsidi di Jabar Aman Hingga 3 Bulan ke Depan

"Kalau pensiunan kan sudah pasti mengerti sesuai kompetensi dan pengalaman yang dimiliki. Sebab, kami ingin menggerakan pertanian secara modern,"  ujar Sarwo Edhy, Selasa (12/2).

Untuk tahap awal, Kementan akan mengoptimalisasikan 550 ribu hektare lahan rawa yang terletak di enam provinsi.

BACA JUGA: Genjot Kemunculan 1 Juta Petani Muda demi Lumbung Pangan Dunia

Selain Lampung, yakni Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Tengah (Kalteng), Sumatera Selatan (Sumsel), Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Jambi.

Sarwo Edhy menerangkan, analisis total nilai tambah agribisnis padi per 550 hektare per tahun jika indeks pertanaman (IP) 200 sebesar Rp 9,03 triliun, peningkatan pendapatan petani Rp 10,24 jut per hektare per tahun, penghasilan petani Rp 1,42 juta per hektare per bulan. Sedangkan tambahan nilai saham Rp 2,02 juta per hektare per tahun.

Sedangkan jika IP mencapai 300 maka total nilai tambah agribisnis padi per 550 hektare per tahun bisa mencapai Rp 13,54 triliun, peningkatan pendapatan petani Rp 19,12 juta per hektare per tahun, penghasilan petani Rp 2,2 juta per hektare per bulan. Sedangkan tambahan nilai saham Rp 2,94 juta per hektare per tahun.

Sarwo Edhy menambahkan, pemanfaatan lahan rawa nantinya akan saling terintegrasi antara lahan ternak, perkebunan dan sawah. Menurutnya, program ini merupakan mimpi lama yang baru terealisasi.

"Saat ini kami sedang melakukan penyisiran dan akurasi data terkait potensi baru yang bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan membangun koperasi petani yang terkorporasi," kata Sarwo.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Edi Yanto menjelaskan, Serasi cocok diterapkan di Lampung untuk membangun sumber daya manusia pertanian melalui pemanfaatkan lahan rawa untuk dijadikan sebagai areal pesawahan.

"Serasi ini akan bisa mengembangkan lahan rawa di Lampung menjadi lahan produktif untuk pertanian. Sehingga meningkatkan produktivitas padi. Kalau biasanya 2,7 ton-3 ton per hektare menjadi 5 ton-6,5 ton per hektare," kata Edi.

Menurutnya, Serasi itu dapat membuat indeks pertanaman menjadi 2 kali lipat pada tanaman padi dan jagung. Dengan begitu, diyakini pemanfaatan rawa itu dapat mendatangkan kesejahteraan lebih untuk petani.

"Untuk saat ini, pelaksanaan Serasi baru dapat dipastikan untuk rawa wilayah Kalimantan Selantan dan Sumatera Selatan. Untuk Lampung sendiri belum bisa dipastikan terkait luasan lahannya dan lokasi rawa-rawanya," pungkas Edi. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Siapkan Teknologi untuk Rawa Produktif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler