Garap TOD Juanda, PT PP Gelontorkan Rp 1,2 Triliun

Kamis, 31 Januari 2019 – 12:31 WIB
PT PP. Ilustrasi/Foto dok JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT PP (Persero) Tbk M. Aprindy menyatakan, pihaknya akan mengerjakan empat proyek transit oriented development (TOD) di empat stasiun melalui anak usaha PT PP Properti Tbk.

Yaitu, TOD Juanda, Gubeng (Surabaya), Tanah Abang, dan Manggarai. TOD Juanda berjalan 2019 dan terserap sampai Rp 250 miliar.

BACA JUGA: Terdepan Dalam Era Konstruksi Digital, PT PP Raih Penghargaan

’’Di TOD Juanda mulai konstruksi. Pemasaraannya sudah dimulai tahun lalu,’’ ujar Aprindy di PP Plaza, Kamis (30/1).

Proyek yang terdiri atas dua tower tersebut menelan dana investasi Rp 1,2 triliun.

BACA JUGA: Topping Off Proyek SS Tower, PT PP Capai Kontrak Baru Rp32 T

Tahun ini PP juga membangun proyek TOD Stasiun Gubeng di Surabaya pada akhir 2019 atau awal 2020.

’’TOD Gubeng Surabaya saat ini masih proses perizinan,’’ imbuh Aprindy.

BACA JUGA: PT PP Kembali Sabet ASIAN Power Awards

Nilai investasinya saat ini masih dalam studi. Begitu pula untuk proyek TOD Stasiun Tanah Abang dan Manggarai yang masih dalam tahap perizinan dan berjalan pada 2020.

Perseroan tahun ini memang terus mengembangkan bisnis properti guna mengatasi defisit perumahan di Indonesia.

Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Lukman Hidayat menyatakan, pihaknya akan fokus ke proyek land development atau pengembangan proyek dengan luas tanah yang besar dan menambah lahan.

Saat ini PP memiliki sejumlah proyek dengan luas tanah cukup besar. Terbesar di Grand Kamala Lagoon 25–27 hektare.

Kemudian, di Grand Sungkono Lagoon dan Wiyung, Surabaya, dengan luas lahan sekitar empat hektare.

’’Kami ingin yang lebih besar lagi,’’ ucap Lukman.

PP juga akan fokus mengembangkan perumahan untuk segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

’’Tantangan sekarang untuk segmen middle low adalah lahan. Dengan adanya holding ini, kan lahan besar,’’ tambah Direktur Keuangan dan Pengelolaan Kapital Manusia PP Agus Purbiyanto.

Berdasar kajian, tanah yang dibutuhkan holding perumahan untuk mengatasi backlog perumahan sekitar empat juta unit adalah 35 ribu hektare. (vir/c22/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Juli 2018, PT PP Kantongi Kontrak Baru Rp 27 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler