jpnn.com - Masyarakat Kabupaten Pandeglang, Banten, punya tradisi unik setiap bulan Muharam, yakni ngabubur surp pada 10 Muharom 1445 Hijriah yang jatuh pada Jumat (28/7/2023).
Kelompok sukarelawan Gerakan Rakyat Desa untuk (Gardu) Ganjar turut melestraikan tradisi ini bersama warga Kabupaten Pandeglang.
BACA JUGA: Gardu Ganjar Bersama Warga Menggelar Kemuning Bersholawat di Kabupaten Tangerang
"Hari ini, mengadakan pembuatan bubur suro, yang sudah menjadi tradisi masyarakat kami."
"Kegiatan ini berlangsung di Kampung Bengkok, Desa Karyasari, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten," kata Koordinator Gardu Ganjar Daerah Pandeglang, Muhlis dalam keterangannya.
BACA JUGA: Gardu Ganjar Gelar Bakti Sosial dan Bantu Kelompok Tani di Pandeglang
Kegiatan ngabubur suro yang digagas Gardu Ganjar bersama warga berlangsung secara serentak di empat lokasi yang tersebar di Desa Karyasari Kecamatan Cikendal dan Desa Sukamersari Kecamatan Kalanganyar.
Hal ini menggambarkan bahwa Ganjar Pranowo hadir untuk semua.
BACA JUGA: Gardu Ganjar Gelar Bersih-Bersih di Serang Untuk Cegah Demam Berdarah
Menurut Muhlis, partisipasi para sukarelawan sekaligus untuk menyosialisasikan dan menggalang dukungan dari warga Kabupaten Pandeglang untuk bakal calon presiden 2024-2029, Ganjar Pranowo.
Muhlis menyebut keterlibatan kelompok sukarelawan Ganjar mendapat sambutan hangat dari warga, sehingga kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan meriah.
"Alhamdulillah, respons ibu-ibu semua. Kami mengadakan (kegiatan ini) sambil mendoakan (Ganjar menjadi Presiden 2024) di pagi hari ini, Jumat barokah."
"Mudah-mudahan Pak Ganjar dikabul sama Gusti Allah SWT menjadi nomor satu di Indonesia, yakni Presiden," tuturnya.
Lebih lanjut, Muhlis menjelaskan bubur suro atau sura berasal dari kata Asyura, yakni hari ke-10 Muharam dalam penanggalan kalender Hijriah yang dipakai umat muslim.
Bubur tersebut dipercaya muncul dari kisah Nabi Nuh AS saat terjadi banjir besar yang menenggelamkan dunia pada zaman dahulu, sehingga umat yang selamat di atas perahu harus menghemat perbekalan makanannya.
"Masak bubur, tanggal 10 Muharam itu merayakan bubur suro. Bahan-bahannya, yaitu beras, kacang, bumbu-bumbu, sop. banyak ya tata caranya," kata salah seorang warga yang berpartisipasi, Adawiyah.
Tradisi memasak bubur suro dinilai menanamkan sikap gotong-royong karena proses memasaknya yang dilakukan bersama-sama, terutama kalangan ibu-ibu. Sikap itu yang menjadikan Indonesia Tangguh.
Proses pembuatan bubur dilakukan dengan metode dan alat-alat tradisional, seperti kompor kayu bakar, yang diaduk secara manual dengan tangan selama sekitar dua jam.
Selain gotong-royong, tradisi tersebut juga dinilai meningkatkan jiwa sosial karena bubur yang sudah jadi kemudian dibagikan kepada orang yang membutuhkan dan anak yatim.
"Masaknya, beras dahulu dimasukkan ke kuali, terus pakai air, pakai api (dimasak), lalu diaduk sambil membacakan hafalan (ayat suci Al Quran) atau selawat hasbunallah wanikmat wakil nikmal maula wanikmannasir. Kemudian, buburnya dibagikan ke warga yang membutuhkan," ujarnya.
Kegiatan kali ini diakui lebih meriah berkat dukungan kelompok sukarelawan Ganjar sehingga mereka pun siap mendukung Ganjar Pranowo menjadi presiden Indonesia.
Warga pun berharap Ganjar akan memperhatikan wilayah Banten, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur jalan dan bantuan untuk masyarakat miskin, sehingga rakyat menjadi sejahtera
"Mudah-mudahan Pak Ganjar menjadi presiden yang terpilih untuk kita semua yang lagi miskin-miskinnya harap diperhatikan. Ke desa-desa harus terjun, bagaimana keadaan desa, bagaimana keadaan kecamatan," harap Adawiyah.(mcr15/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib