Garin Nugroho Kritik Sutradara Film Instan

Film-Film Baru Tak Berkualitas

Jumat, 19 Desember 2008 – 09:00 WIB
JAKARTA – Film Indonesia memang sedang menjadi tuan di rumah sendiriNamun, bagi sineas senior Garin Nugroho, selain tren itu menggembirakan, dia menyatakan prihatin dengan dunia perfilman tanah air

BACA JUGA: Pernah Muda, Cerita Liburan 5 Sekawan

Terutama, budaya instan dalam pembuatan film


Bagi sutradara Opera Jawa itu, budaya instan yang kini terjadi di perfilman Indonesia lambat laun akan meruntuhkan profesionalisme sutradara film

BACA JUGA: Dibui, Tak Ada Perlakuan Khusus Buat Marcella

Dampaknya, produk film lokal berkualitas akan tenggelam dan tidak berkembang
’’Sekarang saja sudah mulai kelihatan beberapa nama (sutradara, Red) yang saya amati

BACA JUGA: Matahari Optimis Saingi Peterpen

Tidak perlu menyebut nama, tapi saya amati kualitas film yang dihasilkan jadi jauh menurun,’’ ujar Garin ketika ditemui di Jakarta, Kamis (18/12)
 
Garin mengatakan, budaya membuat film cepat jadi alias instan selalu menekankan pada kecepatan membuat filmNamun, menanggalkan segi kualitas penggarapanDia mencontohkan ketika film horor dan film drama remaja menjadi booming di pasaran karena ditonton banyak orangIronisnya, dari segi sinematografi, film-film tersebut tidak digarap dengan matang demi memenuhi kebutuhan pasar dan pengembalian modal’’Orang lalu ramai-ramai membuat film horor dan drama remaja, tapi ya seperti itu-itu saja hasilnyaTidak ada yang baru, tidak ada yang menonjol dari sisi ceritaTidak ada yang membuatnya berkualitas,’’ kritik sutradara film  Under The Tree tersebut.

Dia menambahkan, menyikapi industri film saat ini harus geniusDalam arti, genius menciptakan pasar baru, tidak mengekor kesuksesan sebuah film, dan menjadi pencetak tren lewat sebuah tontonan yang ringan, baru, serta inovatif

Dalam hal ini, dia lantas mengapresiasi Riri Riza yang dianggapnya sebagai figur konsisten dalam memproduksi karya filmSalah satunya, Laskar Pelangi yang diadopsi dari karya sastra best seller Andrea Hirata’’Film yang bagus tidak harus berat kok, bisa saja filmnya ringan tapi angkatlah sesuatu yang baru, jangan meniru yang sudah adaMisalnya, film horor dan seksItu boleh saja, asal ada sesuatu yang baru ditawarkan kepada penonton dan benar-benar bagus penggarapannya,’’ katanya.

Garin menilai, saat ini banyak sineas muda dengan bakat-bakat yang luar biasa dalam membuat filmTapi, banyak di antara mereka yang tidak memahami pasar dengan baikPadahal, sesungguhnya mereka bisa membentuk pasar itu sendiri lewat karya-karya berkualitas.

  ’’Pada bangsa yang cerdas selalu ada kelahiran-kelahiran yang baru dalam membuat film,” ulasnya”Semoga ke depan masih banyak sutradara yang tidak sekadar didikte pasar, tapi berani membuat karya yang genius, yang baru dan berbeda, serta sanggup menjadi trendsetter,’’ harap Garin. (zul/gen/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Matahari Luncurkan Kata Hati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler