Garis Finis

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 21 Desember 2020 – 06:06 WIB
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - BEGITU tinggi optimisme itu. Tecermin semuanya dari perkembangan harga saham di pasar modal. Luar biasa.

Di saat banyak indikator penting ekonomi masih buruk, harga saham naik dan naik terus. Dan naik lagi.

BACA JUGA: APBN Proyek

Indeks harga saham praktis sudah pulih seperti sebelum ada pandemi. Sudah kembali ke atas 6.000.

Optimisme ternyata mengalahkan kenyataan. Dunia ekonomi 'langit' mengalahkan dunia ekonomi 'Bumi'.

BACA JUGA: SWF Nusantara

Para pemilik uang begitu yakin heboh-heboh apa pun akan bisa ditangani. Pun yang berbau SARA.

Banyaknya kasus korupsi juga tidak menjadi keprihatinan  mereka. Apalagi soal isu pelanggaran hak-hak asasi manusia. Bahkan pun soal menurunnya kualitas demokrasi.

BACA JUGA: Retribusi 0 Persen

Uang –Anda sudah hafal prinsip ini– punya 'agama' sendiri. Bagi mereka perkembangan pembentukan SWF (Sovereign Wealth Fund) begitu memberi harapan.

Demikian juga dampak pembangunan besar-besaran industri pengolahan nikel di Sulawesi. Yang ternyata menjadi kenyataan –dan akan mendorong industri hilir yang lebih jauh.

Tentu, optimisme itu bertambah-tambah dengan penemuan vaksin Covid-19. Yang bukan lagi di tahap penemuan, melainkan sudah menjadi kenyataan.

Sudah dua yang diizinkan: Pfizer dan Moderna. Satu bulan lagi yang buatan Tiongkok kelihatannya juga sudah akan diizinkan –kini tinggal menunggu laporan resmi hasil uji coba tahap tiga.

Hanya saja, yang tidak kita sangka, Pfizer dan Moderna, Amerika, ternyata berhasil menyalip Sinovac dan Sinopharm di tikungan terakhir.

Uji coba tahap tiga made in China ternyata kalah cepat dengan yang buatan Amerika. Sampai-sampai Tiongkok sendiri harus membeli dulu Pfizer –sambil menunggu yang bikinan sendiri.

Dan di balik tiga optimisme  itu –SWF, nikel, dan vaksin– adalah sikap DPR. Yang nyaris tanpa oposisi. Apa pun yang diinginkan pemerintah lolos di DPR –seperti benar-benar tutup mata.

Tidak ada oposisi yang kuat atas Omnibus Law –payung besar untuk pembentukan SWF. Juga tidak ada oposisi yang berarti atas UU Pandemi. Yang menjadi payung bagi segala langkah cepat pemerintah di bidang penyediaan uang. Termasuk untuk pengadaan vaksin.

Heboh-heboh tenaga kerja asing di Morowali juga tidak sampai bergema di Senayan. Semuanya mulus, lancar, dan licin.

Maka para pemilik uang seperti sudah bisa memastikan: akhir tahun depan keadaan akan normal kembali. Ibarat ikut lomba lari maraton garis finisnya sudah tampak. September tahun depan ekonomi mulai bergerak.

Pilihannya dua: didahului atau mendahului.

Semangat 'didahului atau mendahului' itulah yang membuat harga-harga saham naik begitu fantastis.

Mereka sebenarnya tahu riil energi mereka sedang dan sudah terkuras. Namun semangat 'mendahului atau didahului' itu mengalahkan penurunan energi.

Para pemilik uang pun paling bersemangat mencapai garis finis itu –kalau bisa menjadi yang pertama. Setidaknya di kelompok yang finis duluan.

Apakah mereka benar-benar bisa segera mencapai garis finis?

Tentu. Ancamannya hanya satu: kalau garis finis itu tiba-tiba diubah ke tempat yang lebih jauh.

Namun, garis finis SWF kelihatannya tidak akan bisa dimundurkan. Pemerintah terus melangkah menuju realisasi.

Beberapa PP (peraturan pemerintah) sudah diterbitkan minggu lalu. Saya akan menuliskannya secara khusus besok atau lusa. Daripada menulis soal Trump melulu –kata pembaca Disway.(disway.id)

 


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler