Garuda Indonesia dan Lion Air Gagal Mendarat, Sriwijaya Air Selamat, Batik Air?

Rabu, 13 Januari 2021 – 22:07 WIB
Ilustrasi Garuda Indonesia. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, PONTIANAK - Pesawat Garuda Indonesia dan Lion Air rute Jakarta-Pontianak gagal mendarat di Bandara Internasional Supadio, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Rabu (13/1) sore.

"Benar, hari ini ada dua maskapai yang dialihkan pendaratan (divert) disebabkan cuaca buruk," kata General Manajer PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Supadio, Eri Brawliantoro di Sungai Raya, Kubu Raya, Rabu.

BACA JUGA: Demi Kenyamanan Penumpang, Garuda Indonesia dan Carex Siapkan 100 Ribu Personal Health Kit

Dia menjelaskan kedua pesawat tersebut dengan kode penerbangan GA 504 milik maskapai Garuda Indonesia, dan kode penerbangan JT 684 milik maskapai Lion Air terpaksa dialihkan mendarat di bandara lain.

"Divert (bukan di tujuan semula) dan RTB (Return to Base) atau pesawat yang sudah terbang untuk beberapa saat tetapi kembali lagi ke bandar udara awal atau bandar udara alternatif terdekat karena alasan tertentu. Itu hal lumrah dalam dunia penerbangan, karena mengutamakan faktor keselamatan penerbangan," ungkapnya.

BACA JUGA: Lion Air Buka Rute Langsung Manado-Timika, Harga Tiket Mulai Rp500 Ribuan

Dampak cuaca buruk itu, untuk pesawat Lion Air dialihkan ke Batam, sedangkan pesawat Garuda dialihkan ke Palembang.

Selain dua pesawat itu, satu pesawat lainya milik Sriwijaya Air juga hampir mengalami hal serupa, namun akhirnya berhasil landing di Bandara Supadio.

BACA JUGA: Komisi V DPR Minta Pemerintah Memperpanjang Runway Bandara Supadio

"Saat cuaca kurang baik tadi pesawat Sriwijaya Air sempat landing. Itu karena cuacanya sempat terang sedikit dan jarak pandang sempat memenuhi standar. Sementara itu pesawat Batik Air sempat holding. Kalau sudah begitu ada keputusan apakah akan landing atau divert," jelasnya.

Ia menyebutkan faktor cuaca ada beberapa, salah satunya karena angin atau visibility atau jarak pandang yang memang di bawah standar sehingga bisa mengganggu keselamatan penerbangan.

"Setiap pengoperasian penerbangan pesawat perlu mengetahui cuaca yang mengacu pada BMKG. Data ini akan diteruskan kepada ATC maupun pilot salah satunya saat akan landing untuk mengambil keputusan apakah landing atau divert," katanya. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler