Garuda-Lion Air Gagal Mendarat

Jarak Pandang di Bandara Sultan Thaha Hanya 500 Meter

Minggu, 22 April 2012 – 02:46 WIB

JAMBI - Dua pesawat milik maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air gagal mendarat di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, kemarin (21/4). Penyebabnya, cuaca buruk.

Informasi yang dihimpun, sejatinya dua pesawat tersebut mendarat kemarin pagi di Kota Jambi. Pesawat Lion Air Boeing 737 dengan jumlah penumpang sekitar 168 orang lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta pukul 06.00. Sedangkan Garuda Boeing 737-300 Classic berpenumpang 140 orang lepas landas pukul 06.30.

Namun, kabut tebal yang menyelimuti Bandara Sultan Thaha menyebabkan jarak pandang hanya 500 meter. Pihak bandara dan pilot tidak berani mengambil risiko pendaratan demi faktor keselamatan penumpang.

Saat mengalami kegagalan mendarat, kru kabin Lion Air yang diawaki kapten Pilot widodo memberikan pengumuman kepada penumpang bahwa pesawat harus kembali mengudara karena jarak pandang yang terbatas. Mereka meyakinkan penumpang bahwa keadaan sepenuhnya aman.

Sekitar 20 menit Lion Air berputar di udara, sambil menunggu cuaca membaik. Tapi, karena cuaca yang tak kunjung cerah, memaksa pilot Lion Air memutar pesawat kembali ke Jakarta dan mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Sedangkan pilot Garuda Boieng 737-300 Classic mengalihkan pendaratan (divert) di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin, Palembang.

Dua jam kemudian, setelah cuaca cerah, kedua maskapai tersebut kembali take off dan berhasil mendarat di Sultan Thaha Syaifuddin.

Heri Gunawan, salah seorang penumpang Lion Air mengatakan, sebelumnya pesawat sempat berputar-putar di atas Bandara Sultan Thaha. Pesawat itu juga beberapa kali terbang rendah, namun kemudian meninggi kembali. “Kita dikasih tahu, kalau cuaca buruk sehingga pesawat kembali lagi ke Jakarta. Harusnya kita sudah mendarat di Jambi pukul 07.00,” ujarnya kepada Jambi Independent.

Setelah mendarat di Bandara Soekarno Hatta, para penumpang dilarang keluar pesawat. Namun, sebagian turun dan mengurungkan diri terbang ke Jambi karena takut.

Menurutnya, para penumpang tidak ada yang protes dengan kejadian ini. “Kita nikmati saja, habis mau apalagi,” ujarnya.

Abiyoso, General Manager PT Angkasa Pura II Wilayah Jambi membenarkan dua pesawat gagal mendarat. Menurutnya, cuaca buruk berupa kabut tebal, menjadi faktor dua pesawat tidak mendarat. “Kedatangan pagi gagal akibat faktor cuaca. Jarak pandang di bawah standar minimum pendaratan,” ujarnya ketika dihubungi melalui ponsel. Setelah cuaca membaik, katanya, barulah pesawat bisa mendarat.

Dikatakan, pesawat gagal mednarat bukan hanya di Jambi, tapi juga terjadi di Bandara Pekanbaru, Riau. “Memang beberapa minggu ini kabut kelihatannya lebih tebal pada pagi hari,” katanya.
Menurutnya, kabut tebal hanya mengganggu pendaratan, bukan mengganggu penerbangan.

“Dalam minggu ini hampir sering teradi gagal mendarat. Itu karena sejak sepekan ini terjadi penebalan embun pagi. Sebenarnya, pada penerbangan pagi tidak masalah, yang mau mendarat yang jadi masalah. Itu semua untuk menjamin keselamatan penerbangan. Jadi ya, harus hati-hati,” tandasnya.(mui)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aceh dan Papua Barat Diguncang Gempa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler