Garuda Terancam Bangkrut karena Praktik Korupsi Masa Lalu

Kamis, 15 Juni 2017 – 23:20 WIB
Ilustrasi Garuda Indonesia. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto mengatakan, ancaman kebangkrutan maskapai BUMN yakni PT Garuda Indonesia disebabkan adanya mis management di internalnya yang cukup serius.

Politikus PDI Perjuangan ini menambahkan, ada kesalahan dari manajemen lama yang akibatnya dirasakan saat ini.

BACA JUGA: Garuda Indonesia Group Tambah 128 Ribu Extra Flight

“Adanya dugaan koruptif, inefisiensi dan salah strategi," kata Darmadi, Kamis (15/6).

Menurut Darmadi, pemasukan Garuda tidak mampu menutup kenaikan utang terutama jangka pendek serta kenaikan biayanya akibat inefisensi dan dugaan praktik budaya korupsi di internal mereka.

BACA JUGA: 2 Tahun Garuda Indonesia Targetkan Perbaikan Kinerja Keuangan

Utang jangka pendek Garuda hanya dalam beberapa bulan di 2017 naik Rp 1,73 triliun.

Sedangkan pada 2016 Rp 9,37 triliun. Pada kuartal I 2017 sudah menjadi Rp 11 triliun atau naik Rp 1,73 triliun.

BACA JUGA: Kritik Rizal Ramli Terhadap Garuda Indonesia Bisa Jadi Kenyataan

“Kenaikan utang itu terjadi hanya dalam hitungan bulan,” ungkapnya.

Dia menambahkan, persoalan di Garuda karena kelemahan sisi kinerja dan praktik korupsi masa lalu yang harus diselesaikan manajemen saat ini.

"Jika tidak diperbaiki kinerjanya, maka Garuda terancam bangkrut," kata Bendahara Megawati Institute itu.

Saat ini, kata dia, jika dilihat dari Strengths Weaknesses Opportunities dan Threats (SWOT) dan TOWS analisis, maka kekuatan Garuda hanya tersisa sedikit.

"Kekuatan hanya tinggal brand name Garudanya saja sehingga walaupun harga tiketnya mahal tetapi masih diminati masyarakat,” katanya.

Dari sisi kelemahan juga terlihat sangat banyak. Dari sisi ancaman, sudah sangat tinggi terutama dari pesaing seperti Batik (Lion Group), yang terus menggerus pasar Garuda.

“Sementara Garuda tidak bisa mengambil peluang pasar yang ada," kata Darmadi.

Dari pemetaan matriks SWOT tersebut, kata dia, Garuda harusnya sudah menjalankan strategi turn around untuk menyelamatkan.

Salah satu syarat turn around adalah adanya gaya kepemimpinan yang kuat untuk menjalankan "creative destruction" dan tim manajemen yang kuat dan solid.

"Namun, hal itu tidak ada di Garuda. Nah di sinilah letak permasalahan di Garuda saat ini. Tim manajemen lagi kurang solid dan kuat ditambah pemilihan dirut yang kurang pas," katanya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Lagi Jabat VP Garuda Indonesia, Benny Ucapkan Terima Kasih


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler