JAKARTA - Pasokan listrik di Batam pada tahun depan diperkirakan akan berlimpah dengan bakal beroperasinya PLTU Tanjunguncang. Namun untuk menggerakkan pembangkit berkapasitas 190 megawatt (MW) itu, diperlukan pasokan gas yang rencananya akan dialirkan dari Pulau Pemping.
PLN Batam pun menggenjot proyek pipanisasi gas dari Pulau Pemping ke Batam agar paling lambat pertengahan 2014 nanti PLTU Tanjunguncang sudah bisa beroperasi. Untuk mengalirkan gas dari Pemping ke Batam, PT PLN Batam telah membentuk konsorsium bersama PT Universal Batam Energi. Sedangkan kontraktor yang menjadi pelaksana proyek pipanisasi adalah konsorsium PT Batam Trans Gasindo-Hafar Daya Kontruksi-PT Bangun Persada-KPM Oil and Gas.
Kemarin (31/5), kedua konsorsium itu meneken perjanjian bangun serah guna dan pengoperasian (built operation and transfer/BOT) sistem pipa bawah laut berdiameter 16 inch sepanjang 13,5 km dari Pulau Pemping ke Pembangkit Tanjunguncang. Nilai proyek pipanisasi bawah laut itu adalah USD 49,8 juta. Perjanjian ditandatangani oleh Dirut PLN Batam Dadan Kurniadipura selaku ketua konsorsium PLN Batam-PT Universal Batam Energy dan Kurnia Tugiono selaku ketua konsorsium PT Batam Trans Gasindo-Hafar Daya Kontruksi-PT Bangun Persada-KPM Oil and Gas.
Ketua Manajemen Konsorsium, Lutfi Nazi dalam sambutan sebelum penandatangaan kerjasama di Hotel Sultan Jakarta, kemarin, mengungkapkan, kesepakatan itu akan segera ditindaklanjuti dengan proses pelelangan dan perijinan. Menurutnya, ada 12 institusi yang mengeluarkan perijinan untuk proyek itu, baik di tingkat lokal maupun pusat. "Saat ini sudah ada delapan izin prinsip, termasuk dari TNI Angkatan Laut dan Direktorat Perhubungan Laut," katanya.
Namun, kata Lutfi, proyek itu sudah tinggal direalisasikan. "Ini ibarat bola di depan gawang, tinggal nendangnya," sambungnya.
Targetnya, proyek pipanisasi itu kelar dalam 402 hari. "Juni 2014 kelar. Begitu terealisasi akan menggerakkan pembangkit baru di Batam. Jadi tahun depan Batam itu sangat kuat daya dukung kelistrikannya, termasuk untuk wilayah sekitarnya," sambungnya.
Sedangkan Dirut PLN Batam, Dadan Kurniadipura mengatakan, saat ini sudah tidak ada lagi pembangkit listrik di Batam yang menggunakan BBM. Namun, katanya, Batam juga menghadapi pertumbuhan kebutuhan listrik yang terus meningkat.
Dituturkannya, total kapasitas pembangkit yang ada di Batam saat ini adalah 320 MW. Sementara beban puncaknya mencapai 300 MW. Dadan menjelaskan, PLN Batam telah memerkirakan pada akhir tahun ini kebutuhan listrik mencapai 330 MW, sedangkan pada akhir 2014 nanti mencapai 370 MW.
"Kalau tidak ditambah maka terjadi defisit dan Batam akan mengalami pemadaman bergilir. Apalagi saat ini kita sudah tidak pakai BBM lagi (untuk pembangkit, red). Dengan gas dan batubara ini sudah ada 320, dengan aliran dari Pemping maka Pembangkit Tanjunguncang akan menambah daya 190 MW," bebernya.
Ia juga berharap kelarnya proyek pipanisasi gas pada pertengahan tahun depan yang diikuti dengan beroperasinya PLTU Tanjunguncang, membuat harga jual listrik di Batam tetap kompetitif. "Karena Batam nggak disubsidi," sambungnya.(ara/jpnn)
PLN Batam pun menggenjot proyek pipanisasi gas dari Pulau Pemping ke Batam agar paling lambat pertengahan 2014 nanti PLTU Tanjunguncang sudah bisa beroperasi. Untuk mengalirkan gas dari Pemping ke Batam, PT PLN Batam telah membentuk konsorsium bersama PT Universal Batam Energi. Sedangkan kontraktor yang menjadi pelaksana proyek pipanisasi adalah konsorsium PT Batam Trans Gasindo-Hafar Daya Kontruksi-PT Bangun Persada-KPM Oil and Gas.
Kemarin (31/5), kedua konsorsium itu meneken perjanjian bangun serah guna dan pengoperasian (built operation and transfer/BOT) sistem pipa bawah laut berdiameter 16 inch sepanjang 13,5 km dari Pulau Pemping ke Pembangkit Tanjunguncang. Nilai proyek pipanisasi bawah laut itu adalah USD 49,8 juta. Perjanjian ditandatangani oleh Dirut PLN Batam Dadan Kurniadipura selaku ketua konsorsium PLN Batam-PT Universal Batam Energy dan Kurnia Tugiono selaku ketua konsorsium PT Batam Trans Gasindo-Hafar Daya Kontruksi-PT Bangun Persada-KPM Oil and Gas.
Ketua Manajemen Konsorsium, Lutfi Nazi dalam sambutan sebelum penandatangaan kerjasama di Hotel Sultan Jakarta, kemarin, mengungkapkan, kesepakatan itu akan segera ditindaklanjuti dengan proses pelelangan dan perijinan. Menurutnya, ada 12 institusi yang mengeluarkan perijinan untuk proyek itu, baik di tingkat lokal maupun pusat. "Saat ini sudah ada delapan izin prinsip, termasuk dari TNI Angkatan Laut dan Direktorat Perhubungan Laut," katanya.
Namun, kata Lutfi, proyek itu sudah tinggal direalisasikan. "Ini ibarat bola di depan gawang, tinggal nendangnya," sambungnya.
Targetnya, proyek pipanisasi itu kelar dalam 402 hari. "Juni 2014 kelar. Begitu terealisasi akan menggerakkan pembangkit baru di Batam. Jadi tahun depan Batam itu sangat kuat daya dukung kelistrikannya, termasuk untuk wilayah sekitarnya," sambungnya.
Sedangkan Dirut PLN Batam, Dadan Kurniadipura mengatakan, saat ini sudah tidak ada lagi pembangkit listrik di Batam yang menggunakan BBM. Namun, katanya, Batam juga menghadapi pertumbuhan kebutuhan listrik yang terus meningkat.
Dituturkannya, total kapasitas pembangkit yang ada di Batam saat ini adalah 320 MW. Sementara beban puncaknya mencapai 300 MW. Dadan menjelaskan, PLN Batam telah memerkirakan pada akhir tahun ini kebutuhan listrik mencapai 330 MW, sedangkan pada akhir 2014 nanti mencapai 370 MW.
"Kalau tidak ditambah maka terjadi defisit dan Batam akan mengalami pemadaman bergilir. Apalagi saat ini kita sudah tidak pakai BBM lagi (untuk pembangkit, red). Dengan gas dan batubara ini sudah ada 320, dengan aliran dari Pemping maka Pembangkit Tanjunguncang akan menambah daya 190 MW," bebernya.
Ia juga berharap kelarnya proyek pipanisasi gas pada pertengahan tahun depan yang diikuti dengan beroperasinya PLTU Tanjunguncang, membuat harga jual listrik di Batam tetap kompetitif. "Karena Batam nggak disubsidi," sambungnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Minta Bank Syariah Bantu Jemaah Haji
Redaktur : Tim Redaksi