Pilpres 2019

Gatot Nurmantyo dan Sofyan Djalil Masuk Radar Nasdem

Kamis, 05 Oktober 2017 – 19:03 WIB
Jenderal Gatot Nurmantyo. Foto: Agung S/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) Taufiqulhadi mengatakan partainya tetap mengusung petahana Joko Widodo untuk berlaga di Pilpres 2019. Sedangkan wakilnya, Nasdem sedang mempertimbangkan dari unsur militer yakni Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Sementara dari unsur sipil adalah Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.

BACA JUGA: Ini Syarat Ideal Calon Pendamping Jokowi

Taufiqulhadi menjelaskan, selain kombinasi Jawa dan luar, maka kadang ada pula yang mengombinasikan unsur sipil dan militer. “Nah, salah satu dari militer itu menurut saya yang harus dipertimbangkan adalah Gatot,” kata Taufiqulhadi di gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/10).

Taufiqulhadi menambahkan, kalau dari unsur sipil yang harus dipertimbangkan adalah Sofyan Djalil. Sebab, Sofyan akan merepresentasikan calon dari luar Jawa. “Itu menurut saya. Kalau Pak Jokowi ingin kombinasi sipil, Jawa luar Jawa itu yang bagus adalah Pak Jokowi dengan Sofyan Djalil. Tapi kalau (sipil) militer itu yang bagus adalah Pak Gatot,” kata anggota Komisi III DPR ini.

BACA JUGA: Gandeng Gatot, Prabowo Tak Akan Menang Hadapi Jokowi

Namun, dia mengatakan, sampai saat ini Nasdem belum memutuskan siapa calon yang tepat untuk mendampingi Jokowi di pilpres 2019. “Sampai saat ini kami menegaskan capres adalah Pak Jokowi,” kata Taufiqulhadi.

Bagaimana dengan Partai Demokrat, apakah tertarik mengusung Gatot sebagai capres atau cawapres? Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto mengatakan, partainya di dalam perekrutan capres dan cawapres, maupun calon kepala daerah melalui mekanisme khusus.

Kalau capres dan cawapres, ditentukan oleh Majelis Tinggi PD yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Itu mereka bersidang, keputusan sidang itulah yang akan dilaksanakan,” kata Agus di gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/10).

BACA JUGA: Elektabilitas Jenderal Gatot Masih Rendah, Ini Penyebabnya

Karena itu, Agus menegaskan, Partai Demokrat tidak bisa menggunakan “sistem kira-kira” dalam memutuskan siapa yang bakal diusung sebagai capres atau cawapres. Partai berlambang bintang mercy itu juga akan melihat hasil survei, maupun rekam jejak dan lainnya.

“Jadi, tidak ada kira-kira di sini. Kami melalui pemilihan (Majelis Tinggi) atau pembicaraan yang rigid, dan serius tidak ada ilmu kira-kira di sini,” ujar wakil ketua DPR itu. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Berpeluang Memenangi Pilpres 2019, Begini Syaratnya


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler