PALERMO - Bekas pemain tengah paling tangguh yang pernah dimiliki AC Milan Gennaro Gattuso kembali ke Italia. Pemain berjuluk Rhinio itu akhirnya kembali ke kampung halamannya setelah perantauannya di klub Swiss, Sion, gagal total setelah hanya mampu mengemas 10 poin dari 11 laga.
Di Italia, Gattuso akan mengarsiteki Palermo. Klub tersebut baru saja terdegradasi ke Serie B. Dia menggantikan pelatih sebelumnya Giuseppe Sannino. Lelaki 35 tahun itu ditarget untuk membawa Palermo kembali ke Serie A secepatnya.
Gattuso diikat kontrak selama setahun. Tapi, kontrak itu punya opsi perpanjangan selama dua tahun. "Palermo telah mempercayai Gennaro Gattuso untuk memimpin tim Rosanero (julukan Palermo)," tulis situs resmi Palermo.
Kursi pelatih yang diduduki Gattuso terkenal sebagai kursi panas. Presiden Palermo Maurizio Zamparini dikenal tukang ganti pelatih. Dia sudah memecat 25 pelatih selama 11 tahun belakangan. Target mencapai Serie A itu juga bisa terlalu muluk karena kemampuan Gattuso belum teruji sebagai pelatih. "Saya tidak pernah takut pada reputasi Zamparini. Yang saya takut di dunia ini cuma kematian," kata Gattuso seperti dilansir Football Italia.
Metode kepelatihan Gattuso juga sangat tidak umum. Dia menekankan disiplin dan kekuatan fisik. Bahkan, di Sion dia pernah menghukum pemain yang terlambat datang latihan dengan memelototinya selama lima menit. Dia juga terkenal pemain yang paling buas sebagai tukang tackling lawan.
Gattuso juga dikenal sebagai pribadi yang keras. Dia bahkan kerap mendebat pelatih. Dalam laga Derby Della Madonina melawan Inter Milan pada 29 Agustus 2009 silam, dia sempat marah saat tak segera diganti oleh Leonardo, pelatih Milan kala itu. Dia memprotes Leonardo dengan membuat gesture seperti membuka kepala dengan obeng.
"Era saya sebagai pemain sudah selesai. Saya akan melakukan yang terbaik buat Palermo. Jika kerjasama ini berhasil, kami akan saling menunjukkan respek," kata pemain yang bersama Milan mengantongi dua medali Liga Champion, satu Coppa Italia, dua Scudetto, dan puncaknya memenangi trofi Piala Dunia pada 2006 lalu bersama Gli Azzuri. (aga)
Di Italia, Gattuso akan mengarsiteki Palermo. Klub tersebut baru saja terdegradasi ke Serie B. Dia menggantikan pelatih sebelumnya Giuseppe Sannino. Lelaki 35 tahun itu ditarget untuk membawa Palermo kembali ke Serie A secepatnya.
Gattuso diikat kontrak selama setahun. Tapi, kontrak itu punya opsi perpanjangan selama dua tahun. "Palermo telah mempercayai Gennaro Gattuso untuk memimpin tim Rosanero (julukan Palermo)," tulis situs resmi Palermo.
Kursi pelatih yang diduduki Gattuso terkenal sebagai kursi panas. Presiden Palermo Maurizio Zamparini dikenal tukang ganti pelatih. Dia sudah memecat 25 pelatih selama 11 tahun belakangan. Target mencapai Serie A itu juga bisa terlalu muluk karena kemampuan Gattuso belum teruji sebagai pelatih. "Saya tidak pernah takut pada reputasi Zamparini. Yang saya takut di dunia ini cuma kematian," kata Gattuso seperti dilansir Football Italia.
Metode kepelatihan Gattuso juga sangat tidak umum. Dia menekankan disiplin dan kekuatan fisik. Bahkan, di Sion dia pernah menghukum pemain yang terlambat datang latihan dengan memelototinya selama lima menit. Dia juga terkenal pemain yang paling buas sebagai tukang tackling lawan.
Gattuso juga dikenal sebagai pribadi yang keras. Dia bahkan kerap mendebat pelatih. Dalam laga Derby Della Madonina melawan Inter Milan pada 29 Agustus 2009 silam, dia sempat marah saat tak segera diganti oleh Leonardo, pelatih Milan kala itu. Dia memprotes Leonardo dengan membuat gesture seperti membuka kepala dengan obeng.
"Era saya sebagai pemain sudah selesai. Saya akan melakukan yang terbaik buat Palermo. Jika kerjasama ini berhasil, kami akan saling menunjukkan respek," kata pemain yang bersama Milan mengantongi dua medali Liga Champion, satu Coppa Italia, dua Scudetto, dan puncaknya memenangi trofi Piala Dunia pada 2006 lalu bersama Gli Azzuri. (aga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Timnas U-19 TC di Yogyakarta, U-16 di Pahang
Redaktur : Tim Redaksi