Gawat! Imigran yang Masuk Batam Diduga Dikendalikan Sindikat

Rabu, 03 Februari 2016 – 03:30 WIB
Ilustrasi. Foto: Dokumen JPNN

jpnn.com - BATAMKOTA - Maraknya imigran yang datang ke Kota Batam belakangan ini diduga dikendalikan para sindikat. Pola yang digunakan hampir sama untuk memperoleh suaka dari negera ketiga. 

"Saya kira ada operatornya (sindikat)," kata Kepala Imigrasi Klas I Khusus Batam, Agus Widjaja seperti dikutip dari batampos.co.id (group JPNN), Selasa (2/2).

BACA JUGA: Wabah Demam Berdarah Semakin Parah

Menurut Agus, begitu mudahnya para imigran masuk ke Batam. Meskipun di setiap pintu masuk, baik pelabuhan maupun bandara, diperiksa kelengkapan identitas.  

"Minimal paspor," kata mantan Kepala Imigrasi Kota Solo ini. Namun hal ini mampu dilalui para imigran.

BACA JUGA: Ini Dia Bupati Termuda, Tercantik di Kaltara

Setelah berada di Batam, mereka umumnya membuka 'lapak' di imigrasi. Pola ini yang selalu dilakukan para imigran. "Anehnya mereka (Imigran) tahu yang harus dilakukan setelah di Batam," kata Agus.

Keberadaan para imigran ini membuat kumuh kantor imigrasi, serta mengganggu pelayanan terhadap masyarakat yang hendak membuat paspor. "Karenanya saya ambil strategi," tutur Agus. 

BACA JUGA: Setiap Selesai Garap Cucunya, Si Kakek Kasih Rp 300 Ribu

Pencari suaka tak boleh masuk ke kantor Imigrasi. Para imigran ini tak hilang akal, ketika dilarang di kantor Imigrasi, lari ke Taman Aspirasi, Batamcentre.  Mereka mengharapkan belas kasihan, serta perhatian orang banyak.

Karena kebijakan itu, para imigran protes hingga ke Kantor Wali Kota Batam. Membuat iba berbagai kalangan, banyak diantaranya yang memberikan makanan. Beberapa kalangan memberikan bantuan, serta makanan.

Tindakan tegas imigrasi dianggap tak memperdulikan imigran. "Yang dibutuhkan imigran bukan makan atau tempat tidur, tapi kepastian masuk ke negara ketiga," kata Agus.

Menurutnya para imigran memiliki banyak uang. Beberapa kali menukarkan uang di money changer, makan di mal, serta beli peralatan elektronik. "Kita ada buktinya semua," bebernya. 

Menurut Agus, kedatangan para imigran seolah ada yang mengatur. Setelah diproses satu kelompok, datang lagi kelompok yang lainnya, dengan pola yang sama. Kini pulahan imigran berada di Kolekta, serta tempat penampungan di Sekupang. Umumnya berasal dari Irak, Syiria, Sudan, Somalia, serta Afganistan.

"Bahkan ada lagi lima orang yang baru datang, di Taman Aspirasi," tutupnya.(hgt/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Minta Jalan Tol ke Danau Toba


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler