jpnn.com - Setelah Uni Eropa (UE) gagal memenuhi janjinya untuk memediasi Teheran dan Washington yang jatuh tempo pada 7 Juli 2019, Iran kembali mengancam UE sehingga mengadakan pertemuan darurat di Vienna pada Minggu (28/7).
"Kami akan terus menurunkan komitmen kami pada kesepakatan nuklir hingga Eropa mengamankan kepentingan kami," ucap Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqhchi pada pertemuan yang dihadiri oleh Inggris, Jerman, Perancis, Uni Eropa, Rusia, dan China tersebut.
BACA JUGA: Inggris Kembali Bikin Iran Tersinggung
Sejak AS meninggalkan JCPOA (Kesepakatan Nuklir) pada tahun 2018, Iran memang terus mendesak UE untuk menyelamatkan kesepakatan tersebut. JCPOA sendiri dibuat sebagai sanksi bagi Iran yang tengah mengembangkan program nuklir agar tidak menciptakan senjata nuklir dan ditandatangani oleh banyak negara, termasuk AS pada tahun 2015.
Setelah keluar dari Kesepakatan Nuklir, AS juga memberikan sanksi ekonomi pada Iran yang membuat Iran banyak dirugikan.
BACA JUGA: Strategi Terbaru Uni Eropa Jegal Ekspor CPO Indonesia
BACA JUGA: Iran: Tak Ada Perjanjian Nuklir Sebelum Amerika Minta Maaf
Dengan adanya tekanan sanksi ekonomi dari AS dan usaha UE yang nihil, secara perlahan Iran mulai kembali meningkatkan aktivitas nuklirnya. Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi mengatakan bahwa Iran akan memulai kembali aktivitas reaktor nuklir Arak.
BACA JUGA: Iran Punya Harapan Besar untuk Boris
Sementara Eropa mengatakan bahwa jika terdapat pelanggaran lebih lanjut pada Kesepakatan Nuklir maka akan meningkatkan konfrontasi yang berujung pada perang.
Ancaman Iran sepertinya bukan hanya sebagai respons terhadap AS yang keluar dari Kesepakatan Nuklir. Akhir-akhir ini, Iran tengah disibukkan dengan konflik dengan Barat, yaitu Inggris. Walaupun Iran mengaku hubungan keduanya baik-baik saja, namun konflik di Teluk Persia nampaknya meningkatkan urgensitas Iran untuk menunjukkan kekuatannya. (rmol/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Catat, Brexit Bakal Terjadi 31 Oktober
Redaktur & Reporter : Adil