Menurut Direktur Eksekutif Pusat Kajian Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid, ada beberapa hal yang sangat homogen di Jawa Barat. Mulai dari sisi etnis, suku Sunda mendominasi. Sementara dari sisi agama, Islam benar-benar mayoritas.
"Jadi karakteristik pemilihnya, juga tentu akan sangat berbeda. Makanya saya kira euforia Pilkada (pemilihan kepala daerah,red) di Jakarta, tidak bisa dicopy-paste dan dibawa sepenuhnya ke Jabar,"katanya di Jakarta, Kamis (25/10).
Fakta lain, dari sisi geografis, Jabar juga sangat berbeda dengan Jakarta. Di bumi Parahyangan kata Husin, terdapat 26 kabupaten/kota. Dimana jumlah penduduk yang ada mencapai 48 jutaan, dengan jumlah pemilih sekitar 40 juta.
"Dengan geografi yang begitu luas, tentu memerlukan sebuah mesin politik yang kuat dari sisi jaringan, baik partai, maupun jejaring lainnya, seperti relawan dan LSM. Dan itu butuh dana yang kuat,"katanya.
Oleh karena itu untuk pilgub Jabar, parpol menurut Husin, harus benar-benar selektif. Dan harus benar-benar memerhatikan segala aspek yang ada. Mulai dari popularitas, kompetensi, integritas dan pengalaman.
"Karena itu, bila ada tokoh yang popularitasnya belum tinggi, riskan juga. Minimal popularitas itu 65 persen. Sebab tingginya popularitas belum tentu berbanding lurus dengan tingkat kesukaan apalagi, tingkat elektabilitas,"katanya.
Pencitraan lewat media massa saja menurutnya, tidak cukup. Hal ini mengingat geografis yang cukup luas. Dan lagi masyarakat Jabar juga mayoritas belum melek informasi.
"Kalau Jakarta kan cakupannya kecil. Jadi pencitraan lewat media, bisa cukup efektif. Tapi di Jabar itu terdapat 90 persen masyarakat yang belum begitu melek dengan berita-berita politik lewat media," ujarnya.
Karena itu, ia menilai mencuatnya nama Teten Masduki, yang banyak dikatakan sebagai kelanjutan dari efek Pilkada Jakarta, belum begitu kelihatan kuat kansnya. Partai menurutnya harus benar-benar menghitung popularitas dari aktivis anti korupsi tersebut, apakah memang sudah dikenal masyarakat Jabar secara luas.
"Jangan-jangan hanya dikalangan tertentu saja, menengah atas yang melek media," ujarnya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Provinsi Kaltara dan 4 Kabupaten Baru Disahkan
Redaktur : Tim Redaksi