jpnn.com, JAKARTA - Gerakan Bebas Tar dan Asap Rokok (Gebrak) mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memerangi asap rokok.
Gebrak juga sudah membuat petisi tentang bahaya yang ditimbulkan oleh asap rokok dan tar serta.
BACA JUGA: Catat! JKN Terbebani Biaya Pengobatan Penyakit Akibat Rokok
Selain itu, Gebrak mendukung solusi nyata melalui pendekatan pengurangan risiko atas masalah tar dan asap rokok.
“Saatnya kita menyuarakan aspirasi kita untuk menciptakan Indonesia tanpa asap rokok dan Tar,” kata Ketua Gebrak Aryo Andrianto, Selasa (17/9).
BACA JUGA: Bersinerga dengan Penegak Hukum Ternate, Bea Cukai Musnahkan Rokok Ilegal
Menurut Aryo, masyarakat belum sepenuhnya menyadari bahaya dari asap rokok dan Tar.
Dia menambahkan, zat kimia berbahaya itu berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.
“Ketika asap rokok dihirup, tar membentuk lapisan lengket di paru-paru yang dapat menyebabkan kanker," imbuh dia.
Selain itu, lanjut Aryo, Tar juga dikenal sebagai penyebab kanker mulut dan tenggorokan.
Hasil pembakaran dari rokok menghasilkan tar yang merupakan zat kimia berbahaya.
Tar mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.
Asap rokok, menurut Aryo, juga membahayakan bagi orang-orang yang berada di sekitar perokok.
Risiko kanker paru meningkat hingga 20-30 persen pada mereka yang tidak merokok, tetapi selalu dikelilingi asap rokok dibandingkan nonperokok yang tidak terpapar asap rokok.
Berdasarkan fakta tersebut, kata Aryo, pihaknya mengajak masyarakat untuk menandatangani petisi tentang bahaya asap rokok dan tar.
"Ini merupakan masalah serius yang harus ditangani dengan sungguh-sunguh demi terciptanya kehidupan dan generasi Indonesia yang lebih baik,” tegas Aryo.
Selain itu, Aryo mendorong masyarakat, terutama perokok, untuk memahami secara saksama risiko dari merokok.
Dengan demikian, masyarakat dapat memilih produk tembakau alternatif sebagai solusi untuk mengatasi bahaya dari rokok.
“Yang dihasilkan produk tembakau alternatif adalah uap. Di sejumlah negara, seperti Jepang, Inggris, Selandia Baru, dan Kanada sudah menggunakan produk tembakau alternatif untuk menekan jumlah perokok,” ujarnya. (jos/jpnn)
Redaktur : Tim Redaksi