jpnn.com, JAKARTA - Induk voli Indonesia (PBVSI) berencana menggelar pertandingan final Proliga 2024 di Indonesia Arena pada 20 dan 21 Juli mendatang.
Ketum PBVSI, Imam Sudjarwo mengaku sudah berbicara dengan Menpora Dito Ariotedjo perihal keinginan tersebut.
BACA JUGA: Bintang Voli Dunia Banyak Main di Indonesia, Proliga 2024 Naik Kelas
Pria kelahiran 17 Februari 1956 itu menilai bahwa animo penonton voli yang tinggi membuat pihaknya kemudian berpikir ulang.
Terlebih akhir pekan lalu saat menggelar laga persahabatan antara Red Spark melawan Timnas voli putri Indonesia tercatat stadion berkapasitas 16 ribu itu penuh.
BACA JUGA: Jenderal (Purn) Budi Gunawan Optimistis Tim Voli Putra dan Putri BIN Menjuarai Proliga 2024
Tidak heran melihat hal itu PBVSI berencana memindahkan venue final yang semula di Yogyakarta ke ibu kota.
“Kami juga sudah menanyakan perihal jadwal kepada PPK GBK terkait kosong tidaknya Indonesia Arena pada 20 dan 21 Juli mendatang,” ujar Imam saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (22/4).
BACA JUGA: Jadwal Lengkap Red Sparks di Jakarta, Fan Voli Tanah Air Pasti Puas!
“Saya sebelumnya sudah bicara dengan Menpora Dito dan sejauh ini kami masih mencoba menjajaki setelah sebelumnya Indonesia Arena digunakan buat laga Red Sparks melawan Indonesia All Star,” imbuhnya.
Menarik ditunggu gebrakan dari PBVSI pada Proliga 2024 yang akan mulai Kamis (25/4) mendatang.
Dalam beberapa tahun terakhir tercatat kota Pelajar dipilih PBVSI sebagai tuan rumah final Proliga.
GOR Amongrogo kerap dipilih mengingat selain kapasitasnya besar juga harga sewa yang tidak terlalu mahal membuat akhirnya terpilih sebagai venue partai puncak.
Musim ini Jakarta tidak menjadi tuan rumah kendati banyak tim dari ibu kota berlaga pada kompetisi voli akbar Tanah Air tersebut.
Rencananya Proliga hanya main di sembilan kota yakni Yogyakarta, Semarang, Palembang, Gresik, Bandung, Malang dan Pontianak.
Adapun buat final four dipilih Kediri serta Solo sebelum akhirnya kembali ke Yogyakarta sebagai tuan rumah final.(mcr16/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Naufal