Gedung DPRD DKI Digeruduk Suporter Persija

Kamis, 22 November 2018 – 03:16 WIB
Jakmania mendukung Persija Jakarta. Foto: Wahyudin/Jawa Pos/JPN

jpnn.com, JAKARTA - Sekelompok Komunitas Gue Anak Jakarta pendukung Persija (The Jakmania) beraksi di depan Gedung DPRD DKI Jakarta. Ada sekitar 20 orang membawa spanduk bertuliskan 'Stadion Jakarta Harga Mati' dan juga bendera Indonesia.

"Stadionnya manaaa, stadion kita mana?. Katanya mau dibangun, tapi gak dibangun-bangun," ujar para pendemo di lokasi, Rabu (21/11).

BACA JUGA: Teco Puji Koreografi Penyuntik Semangat Jakmania

Mereka meminta agar Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi secepatmya menyetujui pembangunan Stadion Bersih, Manusiawi, Wibawa (BMW) di Ancol Jakarta Utara. "Kami gak butuh Apartemen, gak butuh Jalan Tol. Wakil rakyat jangan halangi bapak Gubernur bikin Stadion," teriak para pendemo.

Koordinator Komunitas Gue Anak Jakarta, Ryan mengatakan, datang atas nama Jakmania.

BACA JUGA: Suporter Berharap Stadion Persija Cepat Terealisasi

"Mana anggaran yang sudah dianggarkan oleh bapak Gubernur DKI Jakarta?. Kami datang kesini atas nama Jakmania pendukung Persija Jakarta," ungkap Ryan.

Dia mendesak agar para anggota DPRD bersinergi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk segera membangun Stadion BMW.

BACA JUGA: Tiket Persija vs Persela Bakal Ludes?

"Karena bola ada di DPRD, anggaran kan sudah dimasukan oleh Gubernur. DPRD dan Gubernur harus bersinergi," harap Ryan.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi, memiliki pandangan berbeda soal rencana pembangunan stadion internasional di Taman BMW, Jakarta Utara.

Anies fokus menugaskan badan usaha milik daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk membangun kandang Persija Jakarta tersebut.

Disisi lain, Prasetio meminta stadion itu dibangun satuan kerja perangkat daerah (SKPD), dalam hal ini, Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta. Dimana gubernur DKI ingin Stadion BMW digunakan untuk berbagai kegiatan, bukan hanya sepak bola.

Oleh karena itu, dia menyebut Stadion BMW lebih tepat dibangun Jakpro. Terlebih, Jakpro berpengalaman membangun venue olahraga yang masuk jajaran venue terbaik di dunia. Yaitu arena balap sepeda Velodrome dan arena berkuda Equestrian di Rawamangun, Jakarta Timur.

Jakpro nantinya bisa mengelola stadion BMW dengan skema business to business (B2B) yang akan membuat stadion itu maju dan berkembang.

"Pengelolanya harus entitas bisnis sehingga dia bisa memanfaatkan sarana, bukan hanya untuk sepak bola, tetapi untuk kegiatan-kegiatan lainnya, mulai panggung kesenian sampai kegiatan festival lainnya," imbuh Anies pada wartawan.

Anies menambahkan, jika Stadion BMW dibangun Dinas Olahraga, pengelolaan stadion itu hanya ala kadarnya, seperti pengelolaan gelanggang olahraga (GOR).

Anies mengatakan, aset yang selama ini dikelola Dinas Olahraga lebih tepat untuk kegiatan-kegiatan komunitas.

"Kenapa saya menugaskan BUMD untuk melakukan (membangun stadion)? Kami tidak ingin stadion ini seperti GOR, gelanggang olahraga yang maintenancenya ala kadarnya, yang pemanfaatannya itu-itu saja," ujarnya.

Sedangkan Prasetio tetap tidak setuju Stadion BMW dibangun Jakpro. Pras mengaku tidak akan menyetujui penyertaan modal daerah (PMD) yang diajukan Jakpro untuk membangun stadion itu.

Prasetio menilai Jakpro punya masalah dalam mengelola PMD yang diberikan Pemprov DKI Jakarta.

"Saya melihat ada satu yang kurang baik di Jakpro, masalah keuangan," sambung Prasetio.

Prasetio menyebutkan, Jakpro hingga kini belum mengembalikan PMD Rp 650 miliar untuk mengakuisisi 49 persen saham PT Astratel Nusantara di PT. PAM Lyonnaise Jaya (Palyja).

Sesuai amanat peraturan daerah tentang APBD DKI Jakarta 2018, PMD itu harus dikembalikan ke kas daerah karena akusisi saham tak terealisasi. Alih-alih dikembalikan, PMD itu rupanya sudah direalokasi untuk sejumlah proyek lain.

"Test casenya saja, uang untuk beli (saham) Palyja sampai hari ini enggak dikembalikan, uangnya ke mana," tanya Prasetio.

Prasetio meminta Stadion BMW tetap dibangun Dinas Olahraga. Sebab, Dinas Olahraga sudah memiliki kajian pembangunan stadion BMW sejak awal, tinggal melakukan lelang.

Prasetio menyebutkan tak ada perbedaan jika stadion BMW digarap Jakpro ataupun Dinas Olahraga DKI. Sebab, Jakpro juga akan melakukan lelang untuk menentukan kontraktor yang membangun stadion.

Tarif sewa stadion BMW, kata Prasetio, akan lebih murah jika stadion itu dibangun Dinas Olahraga.

"Kalau pembangunan stadion BMW di Jakpro, maka orientasinya komersil. Beda dengan SKPD, anggaran perawatan bisa langsung dibiayai APBD, sewa akan jauh lebih murah," ujarnya.

Jakpro telah menghitung biaya yang dibutuhkan untuk membangun Stadion BMW. Pembangunan itu membutuhkan dana Rp 4,5 triliun dalam jangka waktu tiga tahun, mulai 2019 hingga 2021.

Jakpro berencana membangun stadion itu dengan dana yang berasal dari PMD Pemprov DKI dan investor melalui skema public private partnership. Dimana pada tahun pertama pembangunan, Jakpro mengajukan PMD Rp 1,5 triliun dari APBD DKI 2019.

APBD DKI 2019 saat ini masih dibahas Pemprov DKI bersama Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta. (ibl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPRD Tolak Stadion BMW Digarap Jakpro


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler