jpnn.com, JAKARTA - Komedian Yadi Sembako dan pendakwah Gus Anom harus berurusan dengan polisi.
Hal ini lantaran keduanya dilaporkan bos Event Organizer Ade Amelia Napitupulu terkait kasus dugaan penipuan senilai Rp 198 juta.
BACA JUGA: Honor Belum Dibayar Yadi Sembako, Aldi Taher Legawa
Amel mengungkapkan ini kali pertamanya bekerja sama dengan Gus Anom dan Yadi Sembako. Amel mengaku terjebak citra alim sang artis dan pendakwah.
Dia percaya pada citra dan popularitas dua figur publik tersebut, sehingga berkenaan untuk bekerja tanpa pembayaran DP.
BACA JUGA: Yadi Sembako Terseret Kasus Penipuan, Aldi Taher Ikhlaskan Honor yang Belum Dibayar
Amel dijanjikan pembayaran akan dilunasi dengan cek sesuai dengan angka yang disepakati.
"Mereka bilang pembayaran langsung lunas. Jadi, sebagai seorang yang mengenal dia (Gus Anom), kami percaya, apalagi citranya alim dan sering kasih kajian," kata Amel saat ditemui di Polres Tangerang Selatan, Senin (23/10).
BACA JUGA: Anak Kelima Meninggal, Yadi Sembako Minta Maaf
Lantaran kepercayaan tersebut, Amel harus menelan pil pahit karena ternyata dibayar menggunakan cek kosong.
Kini, dia pun berusaha untuk mendapatkan haknya dengan mengikuti prosedur laporan yang diajukan ke polisi.
"Walaupun mengecewakan, ya sudah kami ikutin saja prosesnya," tuturnya.
Amel pun menuntut kesadaran Yadi Sembako dan Gus Anom untuk bersikap kooperatif mengikuti prosedur hukum yang berlaku.
Dia juga masih menunggu itikad baik dua publik figur tersebut menemuinya dan membayar seluruh ganti rugi yang dialaminya.
"Janji terus, dimundur-mundur, begitu. Bilangnya mau bayar cash nyatanya sampai sekarang juga enggak ada," beber Amel.
Sebelumnya, Amel melaporkan Yadi Sembako dan Gus Anom atas dugaan kasus penipuan dan penggelapan dana.
Semula, Yadi dan Gus Anom menggandeng Amel menjadi event organizer (EO) sebuah acara pesta rakyat.
Yadi dan Gus Anom menjanjikan biaya produksi acara tersebut dibayar lunas. Namun, Amel justru menerima cek kosong yang tak bisa dicairkan. (mcr31/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah