Gegara Dua Kebijakan Ini, PSSI Dinilai Memusuhi Suporter

Sabtu, 10 Juni 2023 – 23:56 WIB
Suporter Timnas Indonesia. Laga Indonesia vs Argentina dijadwalkan 19 Juni 2023. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan PSSI yang melarang pendukung tim tamu datang ke pertandingan Liga Indonesia dan penjualan tiket Timnas Indonesia melawan Argentina, dinilai memperlihatkan sikap antipati terhadap suporter.

Hal ini diungkapkan dalam konferensi pers yang dilakukan Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) di kampus Universitas 17 Agustus 1945 (UTA '45) Jakarta.

BACA JUGA: PSSI dan LIB Inspeksi Kandang Bali United Menjelang Liga Champion Asia dan Liga 1

Ketua Umum PSTI Ignatius Indro menyatakan, PSSI telah mengkambinghitamkan suporter untuk menutup kesalahan yang dilakukan oleh PSSI sendiri.

"PSSI lempar tanggung jawab dan menyerahkan kesalahan kepada suporter dan menganggap suporter sebagai biang kerusuhan. Padahal sampai saat ini tidak ada hal yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas suporter," kata Indro, Jumat (8/6).

BACA JUGA: Bima Sakti Puji Gebrakan Nyata Erick Thohir di PSSI

Sementara terkait Timnas Indonesia melawan Timnas Argentina, menurut dia pertandingan tersebut hanyalah hiburan semata.

Peran suporter dalam mendukung Timnas Indonesia, kata Indro, terkesan diabaikan dalam momentum itu.

BACA JUGA: Tangan Dingin Erick Thohir Mampu Benahi PSSI, Potensial Memikat Suara Milenial

"Pertandingan ini hanya berupa hiburan dan menghilangkan suporter yang akan mendukung Timnas Indonesia. Peluang suporter mendukung Timnas ini menjadi hilang akibat, pertama harganya mahal, lalu istilah war tiket ini membatasi suporter dalam mendapatkan tiket," ujarnya.

Harga tiket yang tidak murah, juga menunjukkan bahwa pertandingan tersebut hanya berorientasi bisnis.

"Dan harga tiket ini bukti juga bahwa diperuntukkan untuk mencari untung dan mengabaikan bagaimana situasi di dalam stadion nanti. Siapa nanti membela Timnas? Suporter yang membela Timnas ini benar-benar terabaikan," ungkap Indro.

PSTI mengaku sudah mencoba berkomunikasi kepada PSSI terkait persoalan ini. Namun, sejauh ini tak mendapatkan respons positif. Padahal, suporter senantiasa loyal mendukung Timnas di manapun berada, tanpa pamrih.

"Sebenarnya selama ini kita selalu mengikuti perjuangan dari Timnas ya, di manapun kita selalu akan berusaha datang, tapi kan dengan tiket yang harga segitu, sudah dapat keuntungan besar, tapi kita juga diabaikan," tandasnya.

"Kita tetap mau bayar kok, tapi kita butuh link untuk mendapatkan tiket anggota kita," imbuhnya.

Sementara itu, Bendahara Umum PSTI Brian Matthew menyatakan tindakan tersebut menunjukkan PSSI hanya menjadikan suporter sebagai komoditas bisnis, dan tidak menjadikan suporter sebagai bagian stakeholder sepak bola.

"Saya melihat keputusan yang dilakukan PSSI hanya menjadikan suporter menjadi obyek yang dipakai sebagai komoditas bisnis bukan menjadi bagian dari stakeholder sepak bola Indonesia," imbuh Brian yang juga menjabat Wakil Rektor II Universitas 17 Agustus 1945 (UTA '45) Jakarta ini.

Dewan Pembina PSTI Parto Bangun menambahkan, pelarangan suporter away adalah bukti ketidakmampuan PSSI mengelola kompetisi dan industri sepak bola.

"Pelarangan itu jelas menunjukan ketidakmampuan PSSI mengelola kompetisi dan industri sepakbola. Sementara pertandingan melawan Argentina murni untuk bisnis dan pencitraan Ketua Umum-nya Erick Thohir, karena pertandingan ini tidak melibatkan suporter sebagai pemain ke-12," tandas Parto.

Adapun Sekjen PSTI Abe Tanditasik menilai, PSSI tidak tahu dan tidak mau tahu akan keberadaan suporter.

"Padahal suporter itu adalah pemain kedua-belas bagi timnya. Dipikirnya tribun itu cuma sekedar penonton. Ini olahraga, bukan sekedar hiburan! Tapi saya nggak heran ya, wong hari ini makhluk pandir, nggak tahu apa-apa soal sepak bola saja bisa jadi exco!," tandas Abe. (dil/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler