jpnn.com, JAKARTA - Sepak bola ialah permainan tim, kesuksesan sebuah tim bergantung pada kolektivitas atau kerja sama antarpemain.
Persija Jakarta membuktikan, kerja sama yang mereka bangun di atas lapangan, berbuah piala juara Piala Menpora 2021.
BACA JUGA: Piala Menpora 2021 Sukses, Amali: Terima Kasih, Kapolri
Bukan hanya prestasi yang didapat Persija, sukses kerja sama itu juga tergambarkan di dalam penyelenggaraan Piala Menpora 2021 ini.
Dibutuhkan kerja sama yang solid, kolektivitas yang tuntas, sampai akhirnya ajang pramusim 2021 ini bisa berjalan baik walaupun pelaksanaannya masih dalam suasana pandemi Covid-19 yang besar di Indonesia.
BACA JUGA: Warganet Gaungkan Tagar #PialaMenporaSukses di Twitter
Perjalanan pelaksanaan Piala Menpora 2021 sebagai turnamen pramusim juga menunjukkan sebuah keberhasilan dari kolektivitas. Berawal dari semangat untuk bisa tetap berkompetisi di tengah pandemi, terciptalah kerja sama antara penyelenggara yakni PT Liga Indonesia Baru (LIB), PSSI selaku otoritas sepak bola, Kemenpora sebagai pemberi rekomendasi.
Kerja sama stakeholder ini kemudian membuahkan izin turnamen yang diberi nama Piala Menpora 2021 tersebut. Izin diberikan karena penyelenggara, dibantu PSSI, dan didukung Kemenpora, berhasil meyakinkan kepolisian, Satgas Covid-19 dan juga Presiden Joko Widodo, bahwa sepak bola harus bergulir kembali.
BACA JUGA: Sukses Piala Menpora Ternoda Aksi Oknum The Jakmania dan Bobotoh
Berjalannya sepak bola ini menebarkan aura positif kebangkitan masyarakat di segala lini, setelah ada keterpurukan akibat pandemi.
Turnamen berjalan mulai 21 Maret 2021. Sorot utama perhatian ialah protokol kesehatan dalam pelaksanaan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.
Cibiran, ketakutan, kekhawatiran, dan pandangan miring bahwa berjalannya turnamen akan menimbulkan klaster baru Covid-19 sempat menyeruak. Namun, dengan kerja sama, pelaksanaan protokol kesehatan dijalankan dengan optimal dan bisa menepis itu.
Diibaratkan sebagai sebuah tim, PSSI menjadi pelatihnya, kapten timnya ialah PT LIB dan pemain di lapangannya ialah panitia penyelenggara yang ditunjuk oleh pelatih dan dipimpin PT LIB.
Menpora Zainudin Amali sendiri posisinya menjadi manajer, yang memastikan tim siap untuk bertanding, terutama meyakinkan pemberi izin bahwa tim benar-benar siap untuk menggelar pertandingan, dengan memenuhi semua syarat yang dibebankan.
Hasilnya, kerja sama antarlini yang baik, memberikan tiga poin di akhir pelaksanaan turnamen. Ya, bukan hanya tiga poin yang membawa ke puncak klasemen, namun poin penuh keseluruhan, karena kesuksesan pelaksanaan. Tagar #PialaMenporaSukses pun menghiasi jagat media sosial pada Senin (26/4).
Tolok ukur kesuksesan cukup jelas, yakni tak ada kasus Covid-19 yang muncul. Demikian juga dengan kekhawatiran klaster baru Covid-19, nyatanya tak terjadi.
Disiplin pelaksanaan dan kepatuhan setiap peserta dan seluruh orang yang menjadi tim pendukung di turnamen ini terhadap protokol kesehatan juga cukup tinggi. Sehingga mempertegas kesuksesan penyelenggaraan.
"Untuk kesekian kalinya kami berterima kasih kepada pemerintah. Protokol kesehatan yang ketat berjalan dengan hasil positif. Tidak ada indikasi atau klaster baru Covid-19. Apresiasi juga kami sampaikan untuk pemerintah daerah," kata Ketua Umum PSSI M Iriawan menjelaskan kondisi terkini di Piala Menpora.
Penyelenggaraan Piala Menpora 2021 semakin berada di atas angin setelah Presiden Joko Widodo sebagai orang nomor satu di Indonesia juga memberikan apresiasi yang disampaikan melalui Menpora Zainudin Amali.
"Beliau sangat mengapresiasi kepada PSSI, penyelenggara, dan penggemar khususnya suporter. Zero case ini juga menunjukkan bahwa apa yang dipantau, protokol kesehatannya benar-benar dijaga," tuturnya.
Sikap Sabar dan Komitmen Suporter Penuh Pujian dari Presiden
Lini lain yang memberikan dorongan kesuksesan ialah kepatuhan suporter di Indonesia. Selama penyelenggaraan dari sejak kick-off sampai pertandingan ditutup dengan gelar juara yang dibawa pulang oleh Persija, suporter ternyata terus disorot.
Bukan karena hal negatif, tetapi mereka menunjukkan semangat yang positif. Suporter berani membangun komitmen untuk tak datang ke stadion, menonton di rumah saja, tidak berkerumun dan nonton bareng.
Mereka menunjukkan komitmennya sejak perjuangan mendapatkan izin turnamen dilakukan.
Terbukti, di Sleman, Bandung, Malang, dan Solo tak ada kasus berarti. Suporter klub-klub peserta dengan legowo dan sadar diri, juga bergerak di internal mereka untuk terus mengampanyekan nonton dari rumah serta membentuk tim tersendiri untuk mengantisipasi adanya pergerakan suporter ke arena pertandingan atau stadion.
Kolektivitas, kembali ditunjukkan suporter dengan terus berkoordinasi dengan pihak keamanan, untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tak diinginkan selama gelaran Piala Menpora.
Ditambah lagi, Divisi Suporter yang dibentuk oleh PSSI, ternyata juga turut bergerak untuk membangun komunikasi yang intens, kampanye, dan bekerja sama agar suporter sabar dan mematuhi aturan.
Pertandingan berjalan dengan aman dan nyaman. Upaya menangkal adanya kluster baru, berhasil dijalankan dengan baik oleh para suporter. Karena itu, pujian pun datang kepada mereka yang sering disebut sebagai pemain ke-12. Tanpa mereka, kesuksesan Piala Menpora akan hambar.
BACA JUGA: Ateng: Jual 1 Kilogram, Saya Dapat Untung Rp100 Juta
"Tentu, setiap perkembangan saya melaporkan kepada Bapak Presiden, dan sekali lagi beliau sangat apresiasi dan terima kasih kepada PSSI, penyelenggara dan juga penggemar sepak bola di Tanah Air. Secara khusus, kepada suporter yang punya konitmen tinggi untuk menjaga kesepakatan awal bahwa tidak ada penonton, dan acara nonton bareng," pungkas Menpora Zainudin Amali. (dkk/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad