jpnn.com, MALUKU - PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) terus mendorong literasi keuangan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah Indonesia timur.
Hal itu diwujudkan melalui acara workshop bertema Mengelola Laporan Keuangan Bagi UMKM & Google Profile Business, yang digelar di Barugae, Gedung PLUT KUMKM Maluku pada Kamis, (12/10).
BACA JUGA: Gelar Workshop, Jamkrindo Dorong Literasi Keuangan UMKM di Indonesia Timur
Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Maluku Nasir Kilkoda, Kepala PLUT Provinsi Maluku Astri G Mainake, Kepala Seksi Layanan Usaha Koperasi dan UKM Provinsi Maluku Afriaty Watiheluw, dan CEO Layanan UMKM Naik Kelas (LUNAS) Roy Baskoro.
Darmin, seorang konsultan UMKM, yang hadir dalam workshop menyampaikan tantangan pengembangan UMKM di Provinsi Maluku khususnya di Kota Ambon.
BACA JUGA: BPDPKS-Aspekpir Beri Edukasi Gen Z di Banten Tentang Peluang UKMK Berbasis Sawit
Menurut dia, rata-rata pengusaha di Maluku masih membuat laporan keuangan secara manual atau hanya bisa melakukan pembukuan dengan mencatat transaksi.
"Dengan workshop ini kami mengetahui cara membuat laporan keuangan bahkan secara digital. Untuk itu pelaku UMKM di Maluku khususnya Kota Ambon sangat mengapresiasi pelatihan dari Jamkrindo ini," kata Darmin.
BACA JUGA: Jamkrindo Kembali Hadirkan Workshop Pengelolaan Keuangan Bagi UMKM
“Dengan acara ini kami berharap lebih banyak lagi UMKM yang mampu membuat laporan keuangan sendiri,” imbuh Wakil Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan II Jamkrindo Anggit Murdiwibowo.
Adapun tujuan acara ini untuk meningkatkan literasi keuangan pada pelaku usaha UMKM di Kota Ambon melalui materi dan workshop pengelolaan laporan keuangan, pengenalan penjaminan PT Jamkrindo dan UMKM Layak, serta peningkatan literasi digital marketing melalui materi Google Profil Business.
Anggit mengatakan pemahaman dalam pengelolaan keuangan sangat penting dimiliki oleh para pelaku UMKM.
Pemilik UMKM harus bisa membuat laporan keuangannya sendiri. Kali ini, Jamkrindo memaparkan ada tiga jenis laporan keuangan utama untuk UMKM.
"Pertama laporan posisi keuangan (neraca), kedua laporan laba rugi, ketiga laporan arus kas. Ketiga hal ini harus menjadi pegangan UMKM dalam menjalankan bisnisnya,” ujar Anggit.
Dalam workshop tersebut dijelaskan laporan posisi keuangan atau biasa disebut neraca menggambarkan informasi dan kondisi keuangan perusahaan berupa aset, kewajiban, dan modal suatu entitas bisnis pada waktu tertentu. Kondisi ini membuat perusahaan atau entitas akan bisa membuat arah kebijakan strategis untuk operasional usahanya.
Laporan yang kedua yakni laporan laba rugi yang merangkum total pendapatan dan pengeluaran entitas usaha. Dalam laporan ini, dapat diketahui apakah suatu entitas mencetak laba/rugi dalam periode tertentu, biasanya dapat ditentukan per bulan, per kuartal, atau bahkan per tahun.
Untuk laporan laba rugi ini dibutuhkan pemangku kepentingan internal yang berasal dari tim manajemen dan dewan direksi, ditambah investor hingga kreditur (eksternal) untuk mengevaluasi profitabilitas usaha dan membantu menilai tingkat risiko keuangan usaha.
Terakhir, laporan arus kas, fungsinya sebagai alat verifikasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penggunaan kas perusahaan.
Laporan arus kas ini bisa juga digunakan sebagai penghubung kecocokan di antara dua elemen laporan keuangan laba rugi dan laporan posisi keuangan atau neraca.
Menurut Anggit, ketiga elemen dari laporan keuangan ini menjadi suatu entitas yang tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan satu sama lain.
Oleh karena itu, pelaku UMKM diharapkan secara mandiri bisa memperbarui laporan keuangan ini.
Mengingat situasi yang serba digital, Jamkrindo juga mendorong para pelaku UMKM melakukan digitalisasi laporan keuangan.
Pencatatan transaksi keuangan secara digital akan mempermudah UMKM untuk melakukan ragam transaksi keuangan bahkan tanpa mengetahui dasar-dasar akuntansi.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada