Gelombang Pasang, Warga Pilih Mengungsi

Selasa, 08 Januari 2013 – 07:55 WIB
MATARAM-Warga Kampung Bugis, Ampenan dan sekitarnya masih ketakutan dengan suara deburan ombak. Sebagian dari mereka masih mengungsi di rumah keluarga yang jauh dari pantai. Warga memperkirakan gelombang pasang air laut masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.

Ketua RT 03 Kampung Bugis Zainuddin mengatakan, gelombang pasang belum berakhir.  ‘’Bisa dilihat sendiri, gelombangnya masih begitu keras,’’ katanya, Senin (7/1).

Diberitakan sebelumnya gelombang pasang yang diperkirakan setinggi lima meter menghantam Kampung Bugis, Ampenan, Minggu malam (6/1). Sejumlah rumah rusak, perahu milik warga terseret hingga ke jalan. Gelombang mulai menerjang sekitar pukul 17.00 Wita. Ada empat RT yang terkena dampak gelombang pasang, yaitu RT 03, 04, 05, dan 06. Titik terparah yang dilanda gelombang yakni RT 04.

Selain Kampung Bugis, gelombang pasang juga menerjang Bagek Kembar dan Penghulu Agung. Namun tidak sampai menimbulkan kerusakan. Hanya saja sebagian warga setempat harus mengungsi. ‘’Saya takut juga kalau tetap di rumah. Saya sendiri masih tinggal, karena sedang sakit,’’ sambung Zain, sapaannya.

Dikatakan, gelombang pasang yang tingginya lebih dari empat meter tersebut memorak-porandakan bagian belakang rumahnya. Ada sekitar 10 rumah di pesisir Pantai Ampenan yang posisinya tepat di pinggir pantai. ‘’Rumah saya dahulu ini urutan nomor tiga dari pinggir pantai. Sekarang menjadi yang paling dekat pantai, karena dua rumah sebelumnya sudah hancur,’’ terangnya.

Dikatakan, dirinya bukan tidak mau pindah dari pinggir pantai. Ia siap pindah asalkan difasilitasi pemerintah. ‘’Uang dari mana untuk pindah?  Katanya mau direlokasi tapi sampai saat ini juga belum,’’ tandasnya.

Sementara, Suparmin, salah satu warga Kampung Bugis menyampaikan, selain rumah Ketua RT 03, gelombang pasang juga menyebabkan rumah Haji Kabul dan Ibu Jawisah rusak. Tembok pagar dua rumah warga tersebut roboh dihantam ombak. Ombak besar menyeret perahu para nelayan kemudian menghantam tembok.
‘’Kalau rumah lainnya hanya kemasukan air saja,’’ katanya.

Warga Kampung Bugis yang panik segera bergotong royong mengangkut perahu-perahu itu ke tempat yang lebih aman. Warga khawatir bila perahu tetap dibiarkan di pinggir pantai akan menghantam rumah mereka. Sementara, sebagian perahu milik warga ditambatkan di tengah laut. ‘’Makanya sekarang tidak bisa lewat. Jalan kampung dipakai menyelamatkan perahu semua,’’ lanjutnya.

Sementara itu Lurah Bintaro HL Mukhsin yang memantau lokasi di Kampung Bugis mengatakan, tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram langsung turun ke lokasi untuk membantu warga. Sejumlah warga yang merasa terancam memilih untuk mengungsi. ‘’Kami juga tengah berupaya menghubungi dinas-dinas terkait untuk meminta bantuan bagi warga kami,’’ katanya.

Pihaknya juga menyiapkan ruangan di kantor lurah untuk perlindungan warga. Pihak kelurahan terus memantau kondisi warga yang diterjang gelombang pasang. ‘’Harus ada di tempat yang aman dahulu,’’ tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh mengatakan, Pemkot Mataram sudah menyiapkan program untuk mengatasi bencana yang menimpa masyarakat di pesisir Ampenan. ‘’Kita segera tangani permasalahan ini,” katanya.

Menurutnya, kejadian yang menimpa Kampung Bugis, Bagek Kembar, dan Penghulu Agung tersebut terjadi tiap tahun. Ada dua langkah yang ditempuh pemkot untuk mengatasinya. Pertama, program jangka pendek, berupa penanganan cepat bencana, dengan diterjunkannya Tagana dan TRC Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram.

Selain itu, diadakan gotong royong untuk membendung ombak menggunakan karung berisi pasir. Wali kota sendiri menyempatkan diri ikut bergotong royong bersama warga untuk membendung gelombang dengan pasir yang diisi pasir.

Sementara, untuk jangka panjang, pemkot akan menambah tanggul pemecah gelombang. Pembangunannya akan dilakukan secara bertahap. Selain itu, 50 rumah nelayan yang masih ada di pinggir pantai akan direlokasi tahun ini. Sehingga tidak akan ada korban lagi jika terjadi gelombang. ‘’Nanti masyarakat di sini akan dibina,” Katanya.

Ibu-ibu yang biasa menjadi pemungut sampah di sekitar pantai akan dibina. Sampah plastik yang didapatkan akan ditampung. Sedangkan sampah organik yang ada akan diolah menjadi pupuk.(feb/cr-fai)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Puting Beliung, Pasutri Tewas Tertimpa Pohon

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler